TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki dan Jerman sepakat melawan terorisme. Hal itu disampaikan dalam sebuah pembicaraan melalui telepon, Rabu, 21 Maret 2018.
Sumber di Ankara yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, Recep Tayyip Erdogan dan rekannya dari Jerman, Frank-Walter Steinmeier, bersepakat meningkatkan hubungan Turki-Jerman.
Baca Juga:
Baca: Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman
Serangan terhadap komunitas Turki di Jerman meningkat. [http://www.dw.com]
Menurut sumber, Erdogan juga berbagi informasi mengenari Operasi Ranting Zaitun yang dilancarkan Turki ke wilayah sebelah utara Suriah.
Sementara itu, pada Senin, 19 Maret 2018, terjadi serangan bom molotov di sebuah masjid milik komunitas Turki di Kota Ulm, Jerman.Umat Muslim beribadah di dalam masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Hari Masjid Terbuka telah berlangsung sejak 1997 pada peringatan Reunifikasi Jerman, dan diharapkan mampu mendatangi 100.000 orang ke masjid-masjid. REUTERS
Sejumlah saksi mata mengatakan kepada Al Jazeera, meskipun serangan molotov itu tidak melukai para jamaah masjid namun beberapa bagian masjid rusak.
Baca: Gerakan Antimuslim di Jerman dan Spanyol Meningkat
Serangan itu berlangsung hanya kurang lebih dua pekan setelah insiden serupa terjadi di ibu kota Jerman, Berlin. Ketika itu, sebuah masjid dibakar. Pada awal Maret 2018, masjid lainnya yang juga dikelola masyarakat Turki di Jerman diserang.