TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan di berbagai negara menggelar perayaan Hari Perempuan Sedunia (International Women's Day) pada Kamis, 8 Maret 2018 termasuk dengan pemogokan sekitar lima juta perempuan di Spanyol.
Mereka menuntut kesetaraan upah, perlindungan dari tindak kejahatan dan kekerasan seksual hingga akses pendidikan lebih tinggi.
Baca: Gerakan Antimuslim di Jerman dan Spanyol Meningkat
Sejumlah media internasional melaporkan perayaan kali ini menjadi lebih istimewa setelah munculnya gerakan #MeToo di Amerika Serikat, yang memprotes berbagai pelecehan seksual yang dialami perempuan di berbagai profesi dan lingkungan,d an menyebar ke berbagai belahan dunia.
Baca: 3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol
Sejumlah wanita Indoa mengikuti aksi damai dalam memperingati Hari Perempuan Internasional di New Delhi, India, 8 Maret 2018. Mereka menolak atas kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual dan diskriminasi dalam pekerjaan dan upah. (AP Photo / Manish Swarup)
"Dari mulai Moskow hingga Manila, kaum perempuan dan para pendukungnya menuntut sejumlah permintaan," begitu dilansir media Los Angeles Times, Kamis, 8 Maret 2018.
Menurut media ini, perayaan Hari Perempuan Sedunia biasanya kurang meriah di AS. Namun sejak ramainya gerakan #Metoo, yang berlangsung sejak beberapa bulan terakhir, perhatian terhadap isu perempuan menjadi semakin mengemuka.
Media Guardian melaporkan peringatan ini diikuti jutaan perempuan di berbagai belahan dunia. Layanan kereta api di Spanyol berhenti karena para pekerja perempuan menggelar mogok kerja feminis pertama. Di Perancis, sejumlah surat kabar menurunkan harganya untuk kaum perempuan. Dan di Inggris ada pengibaran bendera di atas gedung parlemen.
Aktivis hak-hak perempuan mengenakan baju berwarna ungu dalam perayaan Hari Perempuan Internasional di kota Quiapo, Filipina, 8 Maret 2018. REUTERS/Romeo Ranoco
Sebanyak sekitar lima juta kaum perempuan diklaim menggelar aksi mogok untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia. "Panitia unjuk rasa mendesak kaum perempuan untuk menolak bekerja, tidak berbelanja dan meninggalkan semua pekerjaan rumah tangga," begitu dilansir media Inggris, Expresss. Wali Kota Barcelona dan Madrid, Manuela Carmena, dan Ada Colau, dilaporkan mendukung aksi pemogokan ini.
Sedangkan di Inggris, Menteri bayangan untuk kesetaraan, Dawn Butler, mengatakan dia terinspirasi dengan perayaan Hari Perempuan Sedunia ini. Dia lalu melobi ketua parlemen John Bercow untuk mengibarkan bendera di atas gedung parlemen dan disetujui dalam waktu singkat.
"Tidak tidak boleh duduk-duduk saja dan berpikir pekerjaan telah selesai. Ada banyak isu ketimpangan akses di dunia pekerjaan," kata Bercow seperti dikutip Guardian sambil menyebut perempuan dan kelompok minoritas menjadi korban dalam konteks ini. Inggris juga sedang memperingati 100 tahun sejak perempuan mendapat hak pertama untuk memilih.
Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, kaum perempuan menyuarakan ketimpangan informasi di Wikipedia, bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Swedia. "Idenya adalah untuk mengurangi ketimpangan agar lebih banyak perempuan berkontribusi di ensikolopedia terbesar dunia, yang dibuat publik ini," begitu dilansir Guardian. Menurut media ini, 90 persen kontributor Wikipedia adalah lelaki. Hari Perempuan Sedunia menjadi momen untuk mengangkat berbagai isu ketimpangan di tengah masyarakat.