Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korea Utara Disebut Raih Emas untuk Diplomasi Olimpiade, Kenapa?

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong berbincang dengan Presidium Majelis Rakyat Korea utara Kim Yong Nam saat menonton pertandingan hoki es wanita antara Swiss melawan gabungan Korea dalam Olimpiade Musim Dingin di Gangneung, Korea Selatan, 10 Februari 2017. AP Photo
Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong berbincang dengan Presidium Majelis Rakyat Korea utara Kim Yong Nam saat menonton pertandingan hoki es wanita antara Swiss melawan gabungan Korea dalam Olimpiade Musim Dingin di Gangneung, Korea Selatan, 10 Februari 2017. AP Photo
Iklan

TEMPO.CO, PyeongChang -- Media barat menyebut langkah diplomatik Korea Utara dengan memanfaatkan ajang Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Korea Selatan, untuk menebar pesona membuahkan hasil.

Media Reuters, misalnya, menyebut Korea Utara sebagai favorit untuk menyabet medali emas untuk diplomasi. Reuters mengutip pernyataan dari bekas menteri Korea Selatan dan ahli politik, yang menyebut Korea Utara menggunakan olimpiade sebagai alat pemisah antara Korea Selatan dengan sekutu Amerika Serikat.

 Wakil Presiden AS Mike Pence tampak duduk di belakang adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong dan Kim Yong Nam, pemimpin delegasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan.

Baca: Kim Jong Un Undang Presiden Korea Selatan Ke Korea Utara

 

Media New York Times, misalnya, menyebut peran saudara perempuan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, yaitu Kim Yo Jong, seperti peran Ivanka Trump dan menggunakan istilah Ivanka dari Korea Utara.

Baca: 4 Fakta Seru Korea Utara Tundukkan Dunia via Arena Olimpiade

 
 

Ini untuk menekankan pengaruh besar Kim Yo Jong terhadap Kim Jong Un seperti Ivanka Trump terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Korea Utara juga dinilai mencoba menggunakan ajang olimpiade ini untuk menggalang dukungan bagi pengurangan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah melemahkan perekonomian negara itu secara drastis.

Kontingen atlet Korea Utara dan Korea Selatan bersatu dalam satu barisan saat upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, 9 Februari 2018. AP

"Korea Utara tampaknya memenangkan medali emas," kata Kim Sung-han, yang pernah menjabat wakil menteri luar negeri Korea Selatan pada 2012--2013. Sekarang Kim Sung mengajar di Universitas Korea di Seoul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Delegasi dan atletnya mendapatkan publisitas. Dan saudara perempuan Kim Jong Un menunjukkan senyum elegan di depan publik Korea dan dunia. Bahkan sejenak, negara itu terkesan normal," kata Kim Sung.

Mengenai diplomasi senyum ini, media New York Times menyebut senyum ala patung sphinx dari Kim Yo Jong berhasil menyalip sorotan terhadap delegasi Wakil Presiden AS, Mike Pence, yang dikirim Trump ke olimpiade ini, dalam konteks diplomasi membangun citra publik.

"Pence datang dengan pesan lama bahwa AS akan melanjutkan sanksi maksimum terhadap Korea Utara hingga negara itu melucuti sistem persenjataan nuklirnya," tulis media New York Times. "Sedangkan Kim Yo Jong mengirimkan pesan rekonsiliasi dan undangan pertemuan tingkat tinggi dari abangnya ke Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk mengunjungi Korea Utara."

Media New York Times juga mengkritik ketida- hadiran Pence dalam acara makan lama yang digelar Moon sebelum pembukaan olimpiade. Pence juga dikritik karena bersikap duduk saat tim gabungan Olimpiade Korea, yang mendapat tepuk tangan berdiri dari penonton pada saat pembukaan Olimpiade PyeongChang pada Jumat malam.

"Pence tampaknya jatuh ke dalam permainan Korea Utara dengan bersikap aktif mencoba meremehkan upaya membangun hubungan dua Korea," kata Mintaro Oba, bekas diplomat di Kementerian Luar Negeri AS untuk bidang Korea.

Menurut Profesor bidang sejarah dari Universitas Connecticut, Alexis Dudden, Pence kehilangan kesempatan dengan sikapnya itu. "Saya kira akan lebih membantu untuk pembicaraan denuklirisasi bagi Pence dengan menunjukkan apresiasi upaya menyatukan dua Korea di stadion kemarin," kata Dudden.

Dudden menambahkan,"Fakta bahwa Pence dan istrinya tidak berdiri saat tim olimpiade gabungan Korea berparade di stadium menunjukkan sikap yang rendah dari jenis diplomasi bullying Amerika."

Dalam pernyataan di pesawat Air Force One pada Sabtu malam seusai dari PyeongChang menuju Alaska, Pence dikabarkan mengatakan dia tidak mencoba menghindari delegasi Korea Utara ataupun mengabaikannya. "Saya kira bagi kalangan gari keras di Amerika, Pence melakukan tugas yang bagus," kata David C. Kang, direktur Institut Studi Korea di University.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.