TEMPO.CO, Jakarta - Iran merayakan ulang tahun ke-39 Revolusi Islam yang ditandai dengan tumbangnya pemerintahan monarki Shah Reza Pahlevi dukungan Amerika Serikat.
Al Jazeera melaporkan, dalam pidatonya di depan ratusan ribu rakyat Iran di Lapangan Merdeka, Ahad, 11 Februari 2018, Presiden Hassan Rouhani mengatakan bahwa Iran harus tetap mempertahankan semangat revolusi Islam.
Baca: Garda Revolusi Iran Sebut Kerusuhan Massal Berhasil Dipadamkan
Ayatullah Ali Kahmenei. [IFP]
Selain itu, Presiden Rouhani menyinggung Amerika Serikat dan Israel sebagai musuh utama bangsa Iran karena menciptakan ketegangan di Timur Tengah.
"Mereka (Amerika Serikat dan Israel) menciptakan ketegangan di kawasan. Mereka ingin membelah Irak dan Suriah, mereka ingin menciptakan kerusuhan di Libanon. Namun berkat bantuan kita kebijakan mereka gagal," ucapnya.Pendemo memegang poster yang menunjukkan potret pendiri revolusioner Iran Ayatollah Khomeini, dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah demonstrasi pro-pemerintah di kota suci Qom, Iran, 3 Januari 2018. Puluhan ribu warga Iran mengambil bagian dalam demonstrasi pro-pemerintah di beberapa kota di seluruh negeri. AP
Sementara itu, Pemimpin Agung Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, pada kata sambutannya, Ahad, mengatakan bahwa bangsa Iran harus bangga dengan kemenangan Revolusi Islam Iran 1979.
Baca: Israel: Tembakan Itu Pesan Jelas Bagi Iran
"Anda memamerkan kepada musuh sifat hidup yang dinamis dari revolusi. Kalian meneriakkan komitmen dukungan terhadap pemimpin revolusi Islam Iran, almarhum Ayatullah Rahullah Khomeini," ucapnya seperti dikutip IFP News.