TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menarik bantuan bagi Palestina jika mereka menolak berunding kembali dengan Israel.
Seperti dilansir Reuters, Jumat 26 Januari 2018, pernyataan ini diungkapkan Trump setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Kamis waktu setempat.
Trump mengatakan Palestina telah menghina Amerika Serikat dengan tidak mau bertemu dengan Mike Pence saat wakil presiden AS itu melakukan lawatan ke Timur Tengah baru-baru ini.
Baca juga:
Trump Ancam Hentikan Bantuan Dana ke Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas sedang melakukan kunjungan ke Brussels untuk bertemu pemimpin negara-negara Uni Eropa saat Pence tiba.
Palestina menolak kunjungan Pence bulan ini setelah Trump menyatakan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menjanjikan akan memindahkan kedutaan besar AS ke kota suci itu.
Status Yerusalem merupakan jantung konflik Israel-Palestina. Dalam kunjungannya ke Israel, Pence bahkan menegaskan pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem akan dilakukan akhir tahun ini.
Dukungan, yang diberikan Trump pada Desember terhadap klaim Israel bahwa Yerusalem merupakan ibu kotanya, itu telah mengundang kecaman dari para pemimpin negara-negara Arab dan seluruh dunia.
Pengakuan yang dinyatakan Trump juga membalikkan kebijakan yang telah dianut AS selama berpuluh-puluh tahun bahwa status Yerusalem harus ditentukan melalui perundingan antara Israel dan Palestina.
"Waktu mereka tidak menghormati kita pekan ini dengan tidak menemui wakil presiden hebat kita. Padahal kita memberi mereka ratusan juta dolar berupa bantuan dan dukungan, jumlah yang sangat besar. Dana yang sudah disediakan itu tidak akan mengalir kecuali Palestina duduk bersama dengan Israel dan merundingkan perdamaian," kata Trump.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menarik dirinya sendiri sebagai penengah perdamaian dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Hak-hak rakyat Palestina tidak untuk dijadikan alat tawar-menawar dan Yerusalem tidak untuk dijual. Amerika Serikat tidak memiliki peranan kecuali jika negara itu menarik keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar juru bicara Abbas, Nabil Abu Rdainah.
Abbas menyebut pengakuan Trump atas Yerusalem itu sebagai tamparan di wajah dan tidak akan mengakui Washington sebagai perantara dalam perundingan apa pun dengan Israel di masa depan.