TEMPO.CO, Tepi Barat -- Sebuah survei yang digelar untuk menjajaki pendapat warga Palestina soal status Kota Yerusalem menunjukkan mayoritas warga menolak kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Survei ini menunjukkan 91 persen menilai deklarasi Trump pada pekan lalu sebagai ancaman terhadap kepentingan bangsa Palestina," begitu dilansir media Israel, Times of Israel, Selasa, 12 Desember 2017.
Baca juga:
Baca: Oposisi Turki: Kota Yerusalem Ibu Kota Palestina
Survei ini digelar oleh lembaga terkenal asal Palestina yaitu Center for Policy and Survey Research. Survei ini melibatkan 1270 orang dewasa dengan margin of error sekitar 3 persen.
Baca: Uni Eropa Tolak Akui Status Yerusalem Versi Trump
Menurut survei ini, sekitar 45 persen warga Palestina meyakini Otoritas Palestina harus memutus kontak dengan AS. Mereka juga meminta Otoritas untuk mengadukan kebijakan Trump ini ke pengadilan International Criminal Court serta menggelar perlawanan bersenjata.
Dalam pernyataannya pada Rabu, 6 Desember 2017, Trump mengatakan tetap mendukung proses perdamaian Israel dan Palestina. Namun 72 responden warga Palestina tidak meyakini ini.
Trump dalam pernyataannya pada pekan lalu menekankan dia tidak menetapkan batasan wilayah kedaulatan Israel di Kota Yerusalem. Dia juga mengatakan status quo tempat-tempat suci ibadah harus dijaga.
Baik Otoritas Palestina dan Hamas menolak kebijakan Trump ini dan menyerukan perlawanan. Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menolak keputusan soal status Kota Yerusalem itu. Keduanya menilai itu hanya akan memicu terjadinya konflik berkepanjangan dan menghambat proses perdamaian.
TIMES OF ISRAEL | REUTERS | ANADOLU