TEMPO.CO, Jakarta - Hotel wewah di Riyadh, Ritz-Carlton, dibuka kembali untuk tetamu setelah awal November 2017 dijadikan tahanan bagi para pangeran tajir dan pengusaha serta bekas pejabat Kerajaan yang dituduh korupsi.
Puluhan pangeran, pejabat senior, dan pengusaha top Arab Saudi ditahan di hotel ini sehingga para tamu tak bisa menginap.
Baca: Hotel Prodeo, Ritz Carlton, Jadi Arena Penyiksaan Pangeran Saudi
Bangunan mewah hotel Ritz Carlton di Riyadh, Arab Saudi. Salah seorang yang ditahan di hotel tersebut sejak Minggu (05/11) adalah pebisnis Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal. ritzcarlton.com
Reuters sempat menghubungi seorang karyawan hotel yang tak bersedia disebutkan namanya melalui telepon, Senin, 15 Januari 2018. Menurut pegawai hotel ini, para tamu sudah boleh pesan kamar mulai Ahad, 14 Januari 2018.
Di situs hotel disebutkan, "Para tamu sudah bisa pesan kamar per 14 Januari 2018 dengan tarif termurah 2.439 riyal atau setara dengan Rp 8,7 juta per malam," tulis Reuters, Senin.
Sumber di Kerajaan mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa pihak berwenang Arab Saudi menutup hampir seluruh fasilitas hotel terkait dengan tindakan tegas penahanan terhadap para tersangka korupsi. Namun mereka akan mengizinkan Ritz-Carlton operasi kembali secara normal.Lobby utama hotel Ritz Carlton tempat para pangeran Arab ditahan, di Riyadh, Arab Saudi. Kehadiran tahanan yang merupakan para pangeran dan pejabat tinggi Arab Saudi di hotel tersebut, membuat pihak hotel membatasi calon tamu yang hendak memesan kamar, setidaknya itu yang terjadi pada Selasa (07/11). ritzcarlton.com
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara manajemen grup Marriott, pemilik brand Ritz-Carlton, mengatakan, "Hotel sedang dioperasikan di bawah arahan pemerintah daerah dan bukan sebagai sebuah hotel tradisional untuk sementara waktu."
Baca: Arab Saudi Pindahkan Tahanan dari Ritz-Carlton ke Al-Ha'ir
Otoritas Arab Saudi berharap sebagian besar dari mereka yang dituduh korupsi bersedia mengembalikan uang Kerajaan yang diperkirakan mencapai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.333 triliun.