TEMPO.CO, Jakarta - Komite Antikorupsi Arab Saudi melangkah cepat, setelah menangkapi para tersangka korupsi dan membekukan aset mereka, lembaga antirasuah itu merombak hotel mewah Ritz-Carlton menjadi rumah tahanan bagi para tersangka.
Seorang karyawan dekat manajemen hotel yang berdiri kokoh di ibu kota Arab Saudi itu membenarkan bahwa otoritas Saudi telah mengubah peruntukan hotel dan memaksa para tamu meninggalkan hotel tersebut.
Baca: Mohammed bin Salman, Calon Raja Arab Saudi
Lobby utama hotel Ritz Carlton tempat para pangeran Arab ditahan, di Riyadh, Arab Saudi. Kehadiran tahanan yang merupakan para pangeran dan pejabat tinggi Arab Saudi di hotel tersebut, membuat pihak hotel membatasi calon tamu yang hendak memesan kamar, setidaknya itu yang terjadi pada Selasa (07/11). ritzcarlton.com
"Sayangnya, pesanan hotel untuk bulan ini sudah penuh," kata seorang resepsionis yang enggan disebutkan namanya.
Dia menambahkan, pesanan untuk Desember ditolak. Termasuk pemesanan melalui online untuk Desember 2017 tidak dilayani hotel.
"Otoritas tertinggi di Arab Saudi telah memesan seluruh fasilitas hotel," ujarnya. "Kami menerima perintah pemesanan ini kemarin."
Ketika ditanya, apakah hotel tersebut digunakan untuk pusat penahanan mewah bagi para pangeran, menteri, miliader dan pejabat Arab Saudi, karyawan hotel tersebut ragu menjawabnya.Salah satu kamar di hotel Ritz Carlton, di Riyadh, Arab Saudi. Situs resmi Hotel Ritz Carlton di kota Riyadh mengungkapkan tidak ada kamar kosong yang tersedia selama bulan November. Selain itu, dalam situs itu juga mengungkap sebuah kamar mewah dengan harga sekitar Rp 4,7 juta per malam, telah dipesan hingga pertengahan Desember oleh sejumlah pangeran negara itu. ritzcarlton.com
"Saya tidak tahu," jawabnya sembari tertawa mendengar pertanyaan tersebut. "Tidak ada yang pasti tentang hal itu."
Dia menolak berkomentar mengenai siapa saja yang tiba di hotel tersebut dalam waktu 24 jam ini.
Seluruh tamu diminta meninggalkan hotel dan mencari penginapan lainnya. Sebagian dari mereka marah atas sikap menajemen dengan alasan perintah otoritas Arab Saudi.
"Mereka mengerti atas kebijakan ini," kata resepsionis. "Kami meminta maaf kepada mereka."
Pihak Marriot Internastional, perusahaan yang mengelola hotel kelas dunia, tak bersedia memberikan respon ketika dimintai komentarnya.
Sebelumnya, Marriot menolak berkomentar dengan alasan privasi. "Ini adalah masalah privasi para tamu. kami tidak bisa membicarakan masalah tamu."
Komite Antikorupsi Arab Saudi dibentuk pada Sabtu 4 November 2017 diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca: Hotel Ritz-Carlton di Riyadh, 'penjara termewah' bagi belasan pangeran Arab Saudi
Ruang makan di hotel Ritz Carlton, di Riyadh, Arab Saudi. Dilaporkan para tamu yang menginap di hotel itu telah diberitahu pada Sabtu (04/11) malam, bahwa mereka harus berkumpul di lobi dengan barang bawaan mereka, sebelum dipindahkan ke hotel lain di kota tersebut. ritzcarlton.com
Beberapa jam setelah bin Salman ditunjuk oleh ayahnya, Raja Salman, mengepalai lembaga antisogok tersebut, dia menahan lebih dari 11 pangeran dan 38 pejabat yang diduga terlibat korupsi, termasuk pengusaha superkaya Alwaleed bin Talal.
Kabar terakhir menyebutkan, Kejaksaan Agung Arab Saudi membebaskan tujuh tersangka korupsi dari 208 orang yang ditahan dengan alasan kurang bukti yang cukup.
NEWSWEEK