TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan bertekad untuk menyelesaikan isu program senjata nuklir Korea Utara lewat jalur diplomasi. Namun, AS juga siap untuk menggunakan kekuatan militer jika cara diplomasi tidak berhasil.
"Kami ingin rezim Korea Utara memahami bahwa berbeda dengan pemerintahan AS sebelumnya, kami ingin menyelesaikan isu ini. Berdasarkan keyakinan kami, menyelesaikan isu ini lewat jalur diplomasi merupakan jawaban yang benar," kata Mike Pompeo, direktur Central Intelligence Agency, dalam wawancara dengan televisi Fox News, Ahad, 7 Januari 2018, waktu setempat.
Baca: Trump Dukung Dialog Korea Utara dan Korea Selatan karena ...
Pompeo melanjutkan,"Pada saat yang sama pemerintahan ini juga bersiap untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan orang di Los Angeles dan Denver dan New York tidak terkena resiko dari senjata nuklir Kim Jong Un (pemimpin tertinggi Korea Utara)."
Baca: Langka, Korea Utara--Korea Selatan Bakal Berdialog 9 Januari
Pompeo adalah bekas anggota DPR AS mewakili daerah pemilihan Kansas dari Partai Republik untuk periode 2011 -- 2017.
Pada pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump, membanggakan dirinya memiliki "tombol nuklir" yang lebih besar dan kuat dibandingkan milik Kim. Cuitan Trump itu, menurut Pompeo, mengirim pesan keseriusan AS kepada Korea Utara.
Pompeo membantah tudingan bahwa pernyataan Trump itu mengesankan pemerintah AS menganggap enteng kemungkinan terjadinya perang nuklir. "Kami di pemerintahan ini menyadari keseriusan apa yang sedang kami lakukan. Kami memahami ancaman itu," kata Pompeo.
Pompeo juga mengomentari rencana pertemuan Korea Utara dengan Korea Seltan pada 9 Januari 2018. Kedua negara akan membahas kemungkinan Korea Utara mengikuti Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang di Korea Selatan. Kedua Korea berharap pertemuan ini bisa meredakan ketegangan di Semenanjung Korea akibat uji coba senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
"Korea Utara bertindak karena merasa takut. Ini karena mereka sangat khawatir, untuk pertama kalinya sejak lama, AS serius untuk melakukan denuklirisasi Semenanjung," kata Pompeo.
Dia juga mengatakan Korea Utara berusaha mencari pijakan untuk menjalin hubungan ke luar. "Kita tunggu saja bagaimana dialog pada Selasa nanti."
Korea Utara melakukan uji coba nuklir pada September 2017 dan peluncuran rudal terbaru Hwasong-15 pada Nopember 2017, yang membuat situasi di Semenanjung Korea menjadi panas. Dia mengatakan rudal itu bisa mencapai semua wilayah daratan AS.
Belakangan, Kim Jong Un mencoba meredakan ketegangan lewat pidato Tahun Baru 2018. Dia mengajak Korea Selatan membahas undangan untuk berpartisipasi pada Olimpiade Musim Dingin 2018. Korea Utara juga mulai membuka jalur komunikasi langsung (hotline) dengan Korea Selatan, yang sempat terputus beberapa tahun terakhir.
KOREA TIMES | FOX | REUTERS