TEMPO.CO, Jakarta - Pembelot yang disebut sebagai ahli nuklir Korea Utara bunuh diri dengan menggunakan racun saat akan diinterogasi aparat Korea Utara tentang alasan dia melarikan diri ke Cina.
Pembelot yang disebut bernama Hyun Cheol Huh, berusia sekitar 50 tahun, tertangkap masuk Cina pada 4 November 2017 dan ditahan di kota Shenyang. Ia ditangkap bersama beberapa pembelot Korea Utara lainnya. Ia kemudian dipaksa kembali ke Korea Utara pada 17 November.
Baca: Seru! Ini Perjuangan Tentara Pembelot Korea Utara saat Dikejar
Saat menunggu diinterogasi tentang alasan membelot, pembelot yang disebut juga peneliti di pusat fisika Akademi Ilmu Pengetahuan Negeri di Pyongyang diisolasi di ruang tahanan khusus Departemen Keamanan Negara di kota Sinuiju, Korea Utara. Kota ini terletak di perbatasan Cina.
Setelah beberapa jam menunggu giliran untuk diinterogasi aparat Korea Utara, ia kemudian memutuskan bunuh diri dengan menggunakan racun.
"Dia tewas sebelum dia ditanyai mengenai alasan dirinya melarikan diri, siapa yang membantunya dan rute apa saja yang sudah dijalaninya," kata seorang sumber kepada Radio Free Asia, 28 Desember 2017.
Baca: Pembelot Rancang Dirikan Negara Korea Utara di Pengasingan
Misterius bagaimana ahli nuklir itu bisa mendapatkan racun untuk membunuh dirinya. Padahal selama dia ditangkap dan dibawa kembali ke Korea Utara mendapat pengawalan ketat.
Menurut sumber tersebut, ahli nuklir itu cuti dari pekerjaannya karena merasa kelelahan mengerjakan proyek-proyek penelitiannya. Dia memasuki Cina dekat perbatasan negaranya tanpa memberitahu keluarganya terlebih dahulu dan tanpa membawa dokumen perjalanan.
Aparat keamanan saat ini berupaya mencari tahu bagaimana ahli nuklir itu dapat menyeberangi sungai Tumen menuju Cina dan bergabung dengan para pembelot lainnya.
Baca: Seoul Pakai Pengeras Suara Beritahu Korea Utara Kondisi Pembelot
Mengenai identitas pembelot, sumber tersebut mengatakan tidak diketahui pasti apakah itu nama sebenarnya atau palsu.
"Umumnya, Keamanan Negara akan menggunakan angka atau nama palsu untuk merujuk pada orang-orang penting di dalam tahanan," ujarnya.
Alasan lainnya, jika pemerintah Cina telah mengenal pembelot itu, maka mereka telah mempelajari tentang apa yang dia tahu dan tidak akan pernah mengirimnya kembali ke Korea Utara.