TEMPO.CO, Jakarta - Seoul telah memasang pengeras suara raksasa di dekat perbatasan zona demiliterisasi atau DMZ untuk mengabarkan kondisi tentara Korea Utara yang membelot pada pertengahan November ini.
Tentara Korea Utara berusia 24 tahun, yang diidentifikasi sebagai Oh, ditembak beberapa kali saat melintasi perbatasan pada 13 November 2017. Nyawanya berhasil diselamatkan tim dokter Korea Selatan.
Baca: Seru! Ini Perjuangan Tentara Pembelot Korea Utara saat Dikejar
Suara yang terdengar dari pengeras suara raksasa mampu didengarkan hingga 20 kilometer jauhnya. Pengeras suara yang selama ini digunakan Korea Selatan di perbatasan telah membuat radang telinga orang-orang Korea Utara. Pengeras suara digunakan untuk menyebarluaskan propaganda ke Korea Utara.
Tentara Korea Utara pembelot terbaring setelah dia ditembak oleh penjaga perbatasan Korea Utara di Zona Demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan. Tentara berusia 24 tahun ini menjalani operasi untuk mengangkat empat peluru di tubuhnya. REUTERS
Selain mengabarkan kondisi terakhir prajurit Korea Utara yang membelot, Korea Selatan juga menyoroti dugaan pelanggaran perjanjian gencatan senjata oleh tentara yang menembak prajurit Oh. Tentara Korea Utara melintasi Jalur Demarkasi Militer saat mereka mengejar prajurit yang lari ke wilayah Korea Selatan.
Oh yang telah menjalani operasi dua kali, telah dipindahkan ke bangsal umum dari unit perawatan intensif. Mengutip pejabat rumah sakit pada Kamis pekan lalu, Oh sudah dalam kondisi stabil dan akan dipindahkan ke rumah sakit militer.
Baca: Tentara Korea Utara yang Membelot Terkena Parasit
Tim medis telah bekerja berhari-hari untuk menghilangkan pecahan sedikitnya empat peluru dari tubuh Oh, menjahit bagian tubuhnya yang terluka, dan mengobati penyakit yang diderita seperti tuberkulosis, hepatitis B, dan kasus cacingan usus besar.'
Ketua tim perawatan, Lee Guk-jong, mengatakan, selama dalam perawatan, Oh diperkenalkan dengan budaya Barat lewat tayangan film-film produksi Amerika, seperti Transporter 3, Bruce Almighty, dan serial TV, CSI.
Oh juga menikmati lagu-lagu band perempuan Korea Selatan yang diputar di ruang perawatannya. Menurut Lee, Oh lebih menyukai lagu-lagu yang dilantunkan penyanyi aslinya ketimbang yang sudah dinyanyikan penyanyi lain.
Baca: Pembelot Korea Utara Suka Nonton Film Produksi Amerika
Kepada para dokter, Oh, yang mengalami mimpi buruk dan ketakutan akan kembali ke Korea Utara, mengatakan tidak akan pernah kembali ke negaranya. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada warga Korea Selatan yang telah mendonorkan 12 liter darah untuk menyelamatkan nyawanya.
Sesuai dengan peraturan di Korea Selatan, setiap pembelot akan menjalani pemeriksaan oleh Badan Intelijen Korea Selatan di Seoul. Setelah itu, pembelot akan ditempatkan di satu rumah tinggal selama tiga bulan untuk diperkenalkan dengan kehidupan di Korea Selatan.
Kemudian pembelot Korea Utara hidup bebas dan mendapat uang dari pemerintah Korea Selatan 7 juta won atau sekitar 87,1 juta selama satu tahun. Polisi Korea Selatan pun menyatakan keselamatan dirinya dijamin.