TEMPO.CO, Jakarta - ISIS mengaku masih memiliki lebih dari 10 ribu militan di Afganistan yang tiba dari Suriah dan Irak.
Menurut laporan Fars News, militan ISIS itu sengaja kabur ke Afganistan setelah mendapatkan gempuran keras dari militer Suriah yang didukung Rusia.
Baca: ISIS dan Taliban Dituding Pelaku Pembantaian Sipil di Afganistan
Pasukan Khusus Afganistan berpatroli di sekitar lokasi jatuhnya induk segala bom (MOAB) yang dilakukan AS, di distrik Achin, Nangarhar, Afganistan, 23 April 2017. Serangan AS itu bertujuan untuk menghancurkan sejumlah gua persembunyian ISIS. REUTERS
"Rusia adalah negara pertama yang memberikan alarm mengenai perpindahan kelompok ISIS ke Afganistan," kata Zamir Kabulov, Kepala Departemen Timur Tengah di Kementerian Luar Negeri Rusia, kepada RIA Novosti.
Jumlah mereka diperkirakan akan tumbuh dan meningkat terus. Termasuk bakal muncul militan baru dengan pengalaman bertempur yang mereka terima di Suriah dan Irak.
Kabulov menerangkan, pasukan ISIS sangat kuat di Afganistan Utara yang terletak di perbatasan Tajikistan dan Turkmenistan.
Pasukan Khusus Afganistan turun dari atap sebuah bangunan yang dijadikan tempat persembunyian kelompok militan ISIS di lokasi jatuhnya induk segala bom (MOAB) di distrik Achin, Nangarhar, Afganistan, 23 April 2017. REUTERS/Parwiz
"ISIS memiliki tujuan mengembangkan pengaruhnya di luar Afganistan yang mereka gunakan untuk basis perjuangan, terutama di Asia Tengah dan beberapa bagian di tenggara Rusia," ujar Kabulov.
Baca: Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS
Diplomat ini menerangkan, Rusia dan Amerika Serikat memiliki pandangan berbeda mengenai bagaimana ancaman besar ISIS itu terhadap Afganistan dan Asia Tengah.