TEMPO.CO, Kabul - ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom mematikan di Masjid Jawadia, milik kaum Syiah, di Provinsi Herat, Afganistan, Selasa, 1 Agustus 2017.
"Kami bertanggung jawab atas ledakan tersebut," ISIS menjelaskan melalui media kampanyenya, Amaq, Rabu, 3 Agustus 2017.
Baca: Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS
Akibat ledakan bom bunuh diri milisi ISIS, sejumlah media melaporkan, sedikitnya 30 jamaah tewas dan 60 lebih lainnya luka-luka.
Serangan kelompok ISIS dilakukan di saat sekitar 300 jamaah sedang salah isya di masjid. Menurut beberapa saksi, para korban ditembaki oleh dua orang.
Baca: Bom Bunuh Diri di Afganistan, 12 Orang Tewas
"Ketika peluru mereka habis, salah satu di antara mereka melemparkan bom dan meledakkan dirinya dengan bom yang dipasang di rompi," kata saksi mata.
Badan intelijen Afganistan, SITE, mengatakan, kedua milisi ISIS yang melakukan aksi barbar itu diidentifikasi bernama Umayr Assim dan Tayyib al-Khoramsi.
Menurut pejabat keamanan Afganistan yang tak bersedia disebutkan namanya, insiden serangan ISIS diawali dengan penembakan dan ledakan bom bunuh diri di dalam Masjid Jawadia.
Beberapa menit kemudian, salah satu di antara keduanya melemparkan granat tangan disusul ledakan bom bunuh diri.
Aksi teror ini mendapatkan perhatian internasional, termasuk dari Ian, Turki, Rusia dan Qatar. Keempat negara tersebut mengecam keras terhadap serangan tersebut.
"Aksi itu jahat dan barbar," kata mereka seperti dikutip sejumlah media.
Juru bicara Taliban Qari Mohammad Yousuf Ahmadi mengatakan, kelompoknya menolak dituding terlibat dalam serangan jamaah masjid tersebut.
Sebelumnya, ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di kompleks kedutaan besar Irak di Afganistan. Serangan itu berlangsung sepekan setelah kedutaan Irak merayakan kemenangan terhadap ISIS di Mosul.
LONG WART JOURNAL | XINHUA | CHOIRUL AMINUDDIN