TEMPO.CO, Jakarta - Kapal kargo Korea Utara, Hao Fan 6 hilang misterius beberapa pekan sebelum Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi dipicu keputusan Pyongyang melanjutkan uji coba peluncuran senjata nuklir yang dilarang oleh PBB.
Kapal kargo bermuatan 8,343 ton itu sempat terlihat berlayar menyeberangi sisi perairan Korea Selatan. Setelah itu, tidak terlacak.
Baca: AS--Korsel Latihan Perang, Korea Utara: Perang Tidak Terelakkan!
Di zaman modern, jejak kapal kargo dipantau dengan menggunakan transponder Sistem Identifikasi Otomatis. Organisasi Maritim Internasional mewajibkan kapal-kapal besar menggunakan sistem itu.
Meski begitu, kapal dapat saja mematikan transponder untuk menghindari mata-mata atau potensi ancaman.
Bagaimana dengan kapal Hao Fan 6?
Mengutip CNN, Han Fan 6 sudah sebulan tidak mengaktifkan transponder, tepatnya sejak Oktober lalu.
Baca: 49 Negara Langgar Sanksi PBB terkait Senjata Nuklir Korea Utara
Data yang terhimpun menunjukkan Hao Fan 6 sudah tiga kali ke Korea Utara pada tahun 2016 untuk mengangkut batu bara. Pertama kali kapal ini masuk Korea Utara pada September 2017.
Kedua kalinya, kapal ini terlacak di pelabuhan kota Nampo. Dan terakhir, Hao Fan 6 terlihat pada 17 Oktober dekat kota Lanshan, kota pelabuhan dan terminal batu bara di Cina. Kapal itu kemudian berlayar pulang ke Nampo.
Kapal ini kemudian muncul kembali di perairan Korea Utara pada 20 Oktober. Sejak itu kapal membisu.
Kapal Hao Fan 6 diduga mematikan transponder untuk tidak dapat dilacak keberadaannya. Tak ada orang yang bisa mencegah kapten kapal untuk menghidupkan transponder.
Baca: 4 Hal Menarik dalam Setahun Korea Utara Uji Coba Senjata Nuklir
Keganjilan lainnya. dari dokumen yang ditemukan, pemilik kapal Hao Fan 6 berkantor di Hong Kong, yakni Trendy Sunshine Hong Kong Limited. Perusahaan ini berkantor di lantai 10 gedung Hong Kong's Billion Centre, berdasarkan informasi dari Uni Eropa dan Prancis.
Ketika CNN mengunjungi gedung itu, tidak ditemukan perusahaan bernama Trendy Sunshine. Gedung yang menghadap bangunan ikon Hong Kong, Victoria Harbor, merupakan kantor utama SBC International, perusahaan rekanan Trendy Sunshine.
Di Hong Kong, bukan pelanggaran hukum bagi perusahaan-perusahaan berbagai alamat dengan perusahan rekanannya. Namun dalam kasus Korea Utara, perusahaan-perusahaan rekanan selama ini dipakai Korea Utara untuk menghindari sanksi.
Nah, jika Hao Fan 6 berusaha memasuki pelabuhan yang terikat dengan ketentuan PBB, maka petugas akan melihat manifes kapal dan sejarah perjalanannya sebelum mengajukan masuk dok. Jika data tidak komplit, akan ada bendera merah dan kapal akan dianggap bermasalah dan dibawa ke petugas bea cukai.
Lalu dimana kapal kargo Hao Fan 6 milik Korea Utara berlabuh atau bersembunyi? Masih misterius.