TEMPO.CO, Wasington DC - Jurnalis ABC News, Brian Ross, terkena sanksi internal media televisi dari Amerika Serikat itu terkait kisruh pemberitaan Presiden Donald Trump dan Michael Flynn, bekas penasehat keamanan nasional.
Ini karena dia telah memberitakan informasi tidak akurat soal perintah kepada Jenderal pensiunan Michael Flynn untuk menghubungi pejabat tinggi Rusia.
Baca: Politikus Rusia Tanggapi Soal Mantan Penasehat Donald Trump
"Berlaku segera, Brian Ross akan diberhentikan sementara selama empat pekan tanpa bayaran," begitu pernyataan dari media ABC News, Sabtu, 2 Desember 2017.
Baca: Siapakah Michael Flyn, Bekas Orang Dekat Donald Trump?
Menurut rilis dari ABC News, Ross mengutip seorang sumber anonim yang dekat dengan Flynn mengatakan Flynn bersedia bersaksi bahwa Donald Trump telah memerintahkannya mengontak pejabat Rusia selama masa pemilihan Presiden 2016.
Sumber ini lalu mengklarifikasi bahwa selama masa kampanye Pilpres 2016, Trump menugaskan Flynn dan sekelompok kecil penasehat senior untuk mencari jalan memperbaiki hubungan dengan Rusia dan soal isu penting lainnya. "Lalu segera setelah dilantik, Presiden Trump mengarahkan Flynn untuk mengontak pejabat Rusia mengenai beberapa topik termasuk soal kerja sama melawan ISIS," begitu dilansir rilis dari ABC News.
ABC News menayangkan laporan khusus ini pada Jumat, 1 Desember 2017 waktu setempat. "Laporan yang dibuat Brian Ross selama acara laporan khusus tidak sepenuhnya melalui pengecekan editorial standar kami," begitu bunyi pernyataan itu.
Tim redaksi ABC News lalu mengecek laporan itu lewat sejumlah pemberitaan beberapa jam setelahnya. Tim lalu memutuskan bahwa informasi itu keliru dan telah mengoreksi informasi ini secara tayangan televisi dan online.
"Ini adalah hal vital untuk menayangkan berita secara benar dan mempertahankan kepercayaan audiens kami. Ini merupakan prinsip utama kami," begitu dilansir rilis ABC News.
Menurut media Russia Today, Ross,yang merupakan wartawan ivestigasi kawakan dan pernah mendapat penghargaan, juga pernah memberitakan informasi keliru pada 2001 soal anthrax, yang disebut menyerang Amerika Serikat. Ross mengutip empat sumber yang mengatakan anthrax itu mengandung bentonite, yang diketahui hanya digunakan satu negara yang memproduksi senjata biokimia yaitu Irak.
Saat itu, Ross, yang terbilang dekat dengan Senator John McCain, mengatakan serangan anthrax itu merupakan perintah Saddam Hussein. Ketika itu pejabat Gedung Putih mengatakan tidak ada tes yang menunjukkan kehadiran bentonite.
Biro Investigasi Federal (FBI) belakangan menyimpulkan serangan anthrax yang sempat melanda AS dilakukan oleh ahli biodefense Angkatan Darat AS yaitu Brucer Ivins. Saat kesimpulan ini dibuat, Saddam telah lama mati setelah Irak terkena invasi AS pada 2003.
Ross juga dilaporkan pernah membuat laporan keliru soal mobil Toyota pada 2010. Menurut dia, mobil Toyota bisa melaju cepat tak terkendali dan menunjukkannya dalam laporan langsung. Tayangan berita besutan Ross menunjukkan indikator tachometer melesat dari 1000 RPM ke 6000 RPM dalam satu detik. Tapi lampu dashboard juga menunjukkan mobil itu sedang terparkir pada saat uji coba. Menurut Russia Today, kejadian ini dilaporkan media Gawker. Kasus pemberitaan Trump ini menambah ramai soal pengakuan bersalah Flynn kepada FBI.