TEMPO.CO, Riyadh - Upaya pemerintah Arab Saudi untuk memberantas praktek korupsi lewat Komisi Antikorupsi, yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed Bin Salam, mendapat tanggapan dari investor asing dan dalam negeri.
Setelah terjadi lebih banyak aksi jual saham di bursa sejak awal bulan ketika dimulainya penangkapan sekitar 200 tokoh pejabat dan anggota kerajaan, para investor mulai melakukan aksi beli.
Baca: Arab Saudi Buka Blokade, 5.500 Ton Pangan Tiba di Yaman
"Pada pekan lalu, para investor kaya ini mulai menjadi pembeli dengan marjin yang relatif kecil," begitu dilansir media Reuters, Senin, 27 Nopember 2017.
Baca: Mohammed bin Salman: Arab Saudi Dirundung Korupsi Sejak 1980
Menurut Reuters berdasarkan sumber dari sejumlah fund manager, para investor individual ini menarik uangnya dari pasar karena merasa khawatir uangnya akan disita Komisi Antikorupsi Arab Saudi.
Para investor kaya ini sempat menjual sahamnya senilai sekitar 10,5 miliar riyal (sekitar Rp 37,8 triliun) dan membeli sekitar 9,5 miliar (sekitar Rp 34,2 triliun) atau selisih satu miliar riyal (sekitar Rp3,6 triliun). Pada pekan-pekan sebelumnya, para investor lokal ini lebih banyak menjual saham dengan selisih 2,4 miliar riyal (sekitar Rp 8,7 triliun).
Sedangkan investor asing menjual sekitar 835 juta riyal (sekitar Rp 3 triliun) sahamnya dan membeli sekitar 598 juta riyal (sekitar Rp 2,2 triliun) dengan selisih 237 juta riyal nilai saham (sekitar Rp 854 miliar). Pada awal pekan Nopember, jumlah penjualan mencapai 1,08 miliar riyal namun kemudian menurun hanya 309 juta riyal pada pekan berikutnya.
Menurut Reuters, sejumlah institusi keuangan mutual fund telah memposisikan diri mereka sebagai pembeli ketika sejumlah investor individual mulai menjual sahamnya. Ini dilakukan bersamaan dengan dilancarkannya gerakan antikorupsi oleh Raja Salman.
"Manajer aset regional berpikir ini adalah lembaga keuangan yang terkait dengan pemerintah Arab Saudi. Mereka membeli untuk menjaga pasar agar investor tidak panik," kata sumber anonim ini.
Jumlah pembelian investor institusi Arab Saudi ini juga cenderung menurun. Jika pada awalnya mereka membeli saham hingga sekitar 2,87 miliar riyal (sekitar Rp 10,3 triliun), maka pada pekan terakhir mereka hanya membeli 1,34 milar riyal (sekitar Rp4,8 triliun). Tren ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap pasar saham perlahan mulai pulih.