TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengumumkan pertempuran untuk memberangus kelompok teroris ISIS di seluruh wilayah Arab berakhir. Pengumuman itu disampaikan setelah Rouhani mendapat pesan dari komandan senior Garda Revolusi Iran, Mayjen Qassem Soleimani.
"Sebagian upaya telah dilakukan oleh para pejuang Iran dan tentara Suriah, Irak serta Lebanon, Kami membantu sebagai bagian dari tanggung jawab untuk menjadi Muslim," kata Rouhani di hadapan Kongres Nasional ke-5 di Teheran, Selasa, 21 November 2017 seperti yang dilansir Albawaba News.
Baca: Petani Temukan Kuburan Massal Korban Pembantaian ISIS di Irak
Rouhani mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang disebutnya sebagai pahlawan Muslim karena membantu membasmi ISIS yang telah membawa kesengsaraan, kehancuran, kematian dan kekejaman. Rouhani juga berterimakasih kepada kelompok milisi Libanon Hizbullah untuk perannya yang menentukan dalam perang melawan ISIS.
Pengawal Garda Revolusi, pasukan militer terkuat Iran terlibat untuk mendukung Presiden Suriah Bashar Assad dan pemerintah pusat di Baghdad selama berperang melawan ISIS. Lebih dari seribu anggota Garda, termasuk komandan senior, terbunuh di Suriah dan Irak saat bertempur melawan ISIS.
Baca: Irak Serbu Benteng Terakhir ISIS, Selanjutnya Kurdi
Dalam pidatonya, Rouhani juga mengkritik Liga Arab karena mendukung Arab Saudi dan mengecam peran Saudi dalam perang di Yaman.
Rouhani dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu, 22 November 2017, untuk membahas masa depan Suriah dan beberapa wilayah Arab yang terkena dampak perang melawan ISIS.
Pemimpin Rusia Vladimir Putin akan menjamu Recep Tayyip Erdogan dan Rouhani dari Turki di resor Sochi Laut Hitam menjelang perundingan paralel PBB di Jenewa, Swiss pada tanggal 28 November.
Baca: Telepon Presiden Suriah, Presiden Iran Rouhani Berikan Dukungan
Pertemuan tersebut terjadi karena Ankara, Moskow, dan Teheran bekerja sama dengan meningkatnya intensitas untuk mengakhiri perang sipil enam tahun di Suriah yang telah menyebabkan 330.000 orang tewas dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Minggu lalu, tentara Suriah dan sekutunya dilaporkan sepenuhnya mengendalikan benteng terakhir ISIS di Albu Kamal di timur laut Damaskus.