TEMPO.CO, Jakarta - Memberantas korupsi dan melakukan pembersihan politik yang sukses bukanlah hal yang mudah, terutama di Arab Saudi karena sulitnya membedakan garis-garis yang memisahkan bangsawan, politik, keamanan, media dan bisnis. Berikut 5 sektor berbeda yang ditargetkan oleh putra mahkota Kerajaan Saudi Mohammed bin Salman dalam proses reformasi dan naik tahta menggantikan ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, seperti dikutip dari Time.
Baca: 4 Fakta Kontraversi tentang Pangeran Mahkota Arab Saudi
1. Keluarganya
Keluarga merupakan target pertama dalam pembersihan. Keluarga al-Saud, terbagi luas dalam 6 cabang pohon keluarga dengan sekitar 15 ribu bangsawan. Keluarga itu yang juga dikenal sebagai House of Saud diyakini memiliki kekayaan bernilai lebih dari US$ 1 triliun atau Rp 1.3540 triliun. Sementara putra mahkota berusia 32 tahun itu telah digembar-gemborkan di media Barat sebagai orang baru yang ambisius dan berpikiran reformasi. Namun tidak semua orang di keluarga kerajaan menyetujuinya, terutama anggota yang lebih konservatif. Oleh karena itu, setidaknya 11 pangeran yang memiliki pengaruh kuat, ditangkap akhir pekan lalu.
Hal-hal rumit adalah garis suksesi Saudi yang selalu berubah. Raja Salman saat ini adalah anak dari Abdulaziz bin Saud, pendiri Arab Saudi modern. Selama enam dekade terakhir, mahkota telah diserahkan pada antara anak-anak Abdulaziz. MBS akan menjadi cucu pertama Abdulaziz untuk naik ke tampuk kekuasaan, lompatan generasi yang telah lama tertunda.
Baca: Ini 2 Sosok Utama Pemburu Koruptor Arab Saudi
2. Menteri dan pejabat pemerintah
Memang benar bahwa MBS adalah pembaharu sejati, tapi kekhawatiran adanya politik praktis juga meliputinya. Arab Saudi telah menghabiskan puluhan tahun memanjakan warganya dengan tunjangan kesejahteraan untuk mencegah perbedaan pendapat politik dengan kerajaan. Namun kini pihak kerajaan mulai kewalahan setelah menurunnya harga minyak yang selama ini menjadi pemasukan utama.
MBS punya rencana Vision 2030, ditulis dengan bantuan konsultan manajemen dari McKinsey dan perusahaan lainnya. Ini adalah perombakan ambisius terhadap ekonomi terbesar ke-20 di dunia, dan diversifikasi dari minyak mencakup penjualan 5 persen dari Saudi Aramco, raksasa minyak negara Saudi.
Namun perombakan total ekonomi perlu juga dengan membersihkan oknum-oknum korup dalam negeri. Sejak pekan lalu, MBS telah menangkap Menteri Negara dan anggota dewan Aramco Ibrahim Al-Assaf. Menteri Perekonomian dan Perencanaan Adel bin Mohammed Faqih juga ditahan pada akhir pekan ini. Secara total, setidaknya 38 mantan menteri, wakil menteri saat ini dan wakil menteri di periode sebelumnya telah ditahan dalam apa yang telah dibingkai sebagai upaya anti-korupsi.
Baca: Penasehat Pangeran Miteb Kritik Putra Mahkota Arab Saudi
3. Pemimpin militer
Sangat mungkin bahwa para menteri yang mengendalikan bagian-bagian penting ekonomi Saudi ditangkap lebih sedikit karena mereka menimbulkan ancaman langsung terhadap MBS dan lebih karena mereka tidak setuju mengenai arah reformasi ekonomi. Tidak ada pertanyaan bahwa penangkapan Laksamana Abdullah bin Sultan bin Mohammed al Sultan, komandan angkatan laut Angkatan Darat, dan Pangeran Mitaab bin Abdullah, Menteri Garda Nasional, dimaksudkan untuk memastikan monopoli kekuasaan bagi MBS.
Putera mahkota telah menjadi Menteri pertahanan Kerajaan sejak tahun 2015, dan Garda Nasional adalah pasukan keamanan terakhir yang tetap berada di luar kendalinya. Mitaab adalah satu-satunya orang di dalam pemerintahan yang bisa menimbulkan tantangan serius bagi MBS. Dan saat ini hal itu bukan lagi kekhawatiran utamanya.
Baca: Arab Saudi Bekukan Rekening Tersangka Korupsi, Alwaleed bin Talal
4. Pemuka agama
Mengambil pemimpin militer adalah komponen paling tradisional dari pengamanan kekuasaan. Tapi membersihkan pemuka agama adalah yang paling radikal.
Kerajaan Arab Saudi memiliki hubungan yang agak rumit dengan Wahabisme, versi fundamentalis Islam. Secara singkat, suku al Saud membutuhkan pengikut Muhammed ibn al-Wahhab untuk membantu mengubah mereka dari hanya sebagai suku di Semenanjung Arab menjadi kekuatan dominan yang sekarang dikenal pertama-tama untuk berjuang di samping mereka dan kemudian untuk membantu menciptakan dan memelihara Arab Saudi.
Tapi hubungan itu selalu tidak nyaman - penguasa Saudi ingin terlibat dengan dunia, Wahhabisme justru menghindari modernitas. Itu menjadi masalah tersendiri guna menjadikan Arab Saudi menjadi magnet bagi investor asing.
Namun itu akan berubah. Ini dimulai dengan pengumuman MBS dua bulan yang lalu bahwa Kerajaan Saudi akan mulai mengeluarkan lisensi pengemudi kepada wanita. Dia melangkah lebih jauh, melarang polisi agama Saudi menahan warga Saudi, dan dia mulai memodernisasi keputusan Dewan Hadis Saudi, yang mengatur perilaku sehari-hari umat Muslim yang saleh. Dia juga yakin bisa menyapu puluhan ulama garis keras dalam pembersihan minggu ini.
Baca: Helikopter Pangeran Arab Saudi Sasaran Tembak bin Salman
5. Pemimpin bisnis
Reformasi total Arab Saudi juga menyasar ke sektor binis. Beberapa pengusaha ternama telah ditangkap sejauh ini, termasuk penangkapan Waleed al-Ibrahim, ketua kelompok media MBC serta CEO Saudi Telecom Company, Saud al-Dawish, juga ditahan akhir pekan lalu.
Tapi tidak ada penangkapan yang lebih mengejutkan daripada miliarder Alwaleed bin Talal, sepupu MBS yang mungkin merupakan investor internasional paling terkenal di Arab Saudi, dengan taruhan signifikan di Twitter, Lyft dan Citigroup. Sangat mengejutkan mengingat dukungan Alwaleed terhadap dorongan dan moderasi reformasi Mohammed bin Salman secara umum, baik secara pribadi maupun di depan umum.