TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump telah menyatakan ketidakpuasannya terhadap dokumen rahasia tentang pembunuhan John F Kennedy atau JFK yang dibuka ke masyarakat. Trump dikabarkan menginginkan lebih banyak dokumen yang dibuka.
Sebanyak 2 pejabat Gedung Putih mengungkapkan Trump tidak suka dengan jumlah dokumen yang diminta oleh agen keamanan nasional termasuk FBI dan CIA.
Baca: Sebelum Menembak JFK, Oswald Bertemu Agen KGB di Meksiko
"Presiden tidak senang dengan revisi serta jumlah dan tingkat dokumen yang diungkap," kata pejabat Gedung Putih, seperti yang dilansir CNN pada 27 Oktober 2017.
Trump dihadapkan pada 2 pilihan yang harus ditentukan salah satunya, yakni melepaskan semua 3.100 catatan tanpa ada revisi, atau menerima revisi badan intelijen dan penegak hukum dan melepaskan 2.800 dokumen tersebut.
Trump setuju dengan pilihan kedua dengan menyimpan rasa jengkel. Trump juga meminta lembaga terkait untuk melakukan tinjauan sekunder atas informasi yang mereka yakini harus diubah dalam waktu 180 hari. Menurut Trump, baik CIA dan FBI tidak bersemangat untuk mengungkapnya.
Baca: Trump Ungkap Alasan Dokumen Rahasia Pembunuhan JFK Dibuka
Sekarang, lembaga-lembaga yang meminta dokumen JFK tetap dirahasiakan diberi batas waktu 5 bulan untuk melakukan tinjauan sekunder atas dokumen tersebut untuk menjelaskan alasan mereka dokumen harus tetap dirahasiakan sesuai undan-undang yang berlaku.
Trump memiliki waktu 1 bulan untuk meninjau permintaan tersebut. Pada 26 April 2018, Trump akan memerintahkan pengungkapan informasi publik untuk memastikan CIA dan FBI tidak memiliki alasan yang sesuai dengan standar perundang-undangan untuk meminta penundaan dokumen kematian JFK dirilis.
CNN