Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Presiden Soekarno Bertemu John F Kennedy di Amerika Serikat Setelah 4 Bulan Dilantik

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Foto karya Abbie Alpheus Rowe pada 24 April 1961, pukul 09.30 di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat. (Sumber: John F. Kennedy Presidential Library And Museum)
Foto karya Abbie Alpheus Rowe pada 24 April 1961, pukul 09.30 di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat. (Sumber: John F. Kennedy Presidential Library And Museum)
Iklan

TEMPO.CO, Washington DC - Presiden Soekarno melawat ke Amerika Serikat tak terlepas dari isu Irian Barat yang dibahas dengan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy. Pembahasan dilakukan saat pertemuan tanggal 24 April 1961 di Washington DC.

Sebelumnya, John F Kennedy sudah pernah mengunjungi Indonesia pada 1957 selaku anggota Kongres AS. Saat di Jakarta, Kennedy mulai paham mengenai status Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif.

Bung Karno menerima undangan dari Presiden ke-35 AS itu dan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat mulai 24 April 1961 atau 4 bulan setelah JFK dilantik. 

Pesawat Pan Am dipercaya untuk membawa Soekarno beserta rombongan. Delegasi Indonesia tiba di Pangkalan Udara Andrews, Maryland pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Bagaikan tamu penting, Kennedy menyambut kedatangan pemimpin Indonesia itu dan langsung menuju ke Washinton DC.

Baca juga : Mengenang John F Kennedy Jadi Presiden Amerika Serikat: Pidato Monumental hingga Program Apollo.

Dikutip dar buku Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin 1953-1963 (2008) karya Baskara T Wardaya mengungkapkan, pertemuan kedua petinggi negara itu terkait dengan isu Irian Barat yang menjadi konflik Indonesia-Belanda di kancah internasional.

Kennedy membuka pembicaraan dengan menanyakan mengenai pentingnya Irian Barat bagi Indonesia. Apalagi, menurut Kennedy, orang yang tinggal di wilayah yang sekarang disebut Papua memiliki ras Melanesia. Selain itu, Belanda memiliki keuangan yang lebih untuk mengelola wilayah tersebut. 

"Mengapa Anda menginginkan Irian Barat?" tanya Kennedy.

Soekarno dengan tegas menjawab bahwa Irian Barat merupakan wilayah Indonesia dan harus kembali pada bangkuan bangsa. "Wilayah itu bagian dari negara kami, dan Irian Barat harus segera dilepaskan," jawab Soekarno.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pertemuan itu Soekarno juga menjelaskan secara detail mengenai Irian Barat bagi Indonesia. Beliau menggambarkan bahwa rakyat Amerika Serikat juga tak semua berkulit putih. Keberagaman ras yang berbeda-beda menjadi ciri khas dari Indonesia. Dari Sumatera hingga Maluku memiliki ras berbeda-beda dan semuanya senang menjadi bagian Indonesia.

"Karena wilayah itu bagian dari bangsa kami. Orang Dayak Kalimantan seperti Orang Papua dari Irian Barat. Hawaii adalah bagian AS tetapi mereka adalah ras yang berbeda. Orang kulit hitam adalah ras yang berbeda," kata Soekarno "mantap".

Selain bertanya masalah Irian Barat, Kennedy juga menanyakan posisi Indonesia dan pandangan politik yang condong ke arah komunis. Pada kenyataannya, Partai Komunis Indonesia merupakan partai politik keempat terbesar di Indonesia, yang menurut Soekarno merupakan kumpulan nasionalis revolusioner.

Pertemuan Soekarno-Kennedy dilakukan secara terbuka, namun esensinya tak ada kesepakatan mengenai masalah Irian Barat. Dan AS harus menjaga hubungan baik dengan Belanda, karena merupakan sekutu penting dalam NATO yang mempertahankan Eropa Barat.AS juga tak menginginkan Indonesia juga terkena efek komunisme dari Uni Soviet. 

Maka, Menteri Luar Negeri AS Dean Rusk mengingatkan kepada John F Kennedy untuk membawa pertikaian ini ke ranah PBB.Akhirnya pada pertengahan tahun 1961, masalah Irian Barat resmi dikelola oleh PBB. Rencana ini ditanggapi oleh Indonesia pada Desember 1961 dengan meluncurkan Trikora (Tri Komando Rakyat).

IDRIS BOUFAKAR

Baca juga : 4 Presiden Amerika Serikat Tewas dalam Pembunuhan, Abraham Lincold hingga John F Kennedy.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

1 jam lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

3 jam lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

6 jam lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

8 jam lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

8 jam lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

21 jam lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

1 hari lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dukungannya terhadap Israel dan menggunakan hak vetonya dalam menghalangi terbentuknya Negara Palestina.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

1 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

1 hari lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi