TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok hak asasi manusia menuding Israel memasok senjata dan memberikan pelatihan militer kepada rezim Myanmar yang digunakan untuk melakukan pembunuhan massal dan pembersihan etnis Rohingya.
Tudingan tersebut belum mendapatkan tanggapan dari Israel. Menurut data yang dimiliki Eitay Mack, dari kelompok hak asasi manusia, sejumlah firma di Israel telah menjadi calo penjualan senjata selain ke Myanmar juga untuk milisi di Sudan Selatan dan Sudan dalam perang saudara yang menewaskan lebih dari 300 ribu orang.
Baca: Pemberontak Rohingya Pamer Senjata Baru, Ini Pesannya ke Myanmar
Myanmar yang sebelumnya bernama Burma itu mendapatkan kecaman keras dari PBB karena dianggap telah melakukan pembersihan etnis terhadap warga minoritas muslim Rohingya.Sejumlah bocah pengungsi Rohingya menangis saat berdesakan demi mendapatkan makanan yang didistribusikan oleh sebuah agen bantuan Turki di kamp pengungsi Thaingkhali, Bangladesh, 21 Oktober 2017. AP Photo
Ratusan ribu Rohingya dilaporkan telah melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, setelah desa mereka dibakar, terjadi pembunuhan massal dan perkosaan.
Baca Juga: Sejarah Pembersihan Etnis Rohingya di Myanmar
Hingga saat ini, Israel belum membeberkan rincian hubungannya dengan pemerintah Myanmar, namun ada catatan publik menunjukkan bahwa Israel telah menjual peralatan militer ke Myanmar.
"Selain persenjataan, pasukan khusus Israel juga memberikan pelatihan militer kepada Myanmar," tulis Al Jazeera.
Baca: Israel Jual Senjata Udara ke Asia Senilai Rp 10 Triliun
Untuk itu, kelompok hak asasi manusia melakukan protes kepada parlemen Israel yang disampaikan pada 30 Oktober 2017, seraya mendesak agar penjualan senjata ke Myanmar segera dihentikan.
AL JAZEERA