TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi Perang Dunia III, Cina berencana mengerahkan tentara dalam jumlah besar untuk menghadapi Korea Utara. Hal ini dilansir oleh Express yang menyebutkan ada sejumlah foto konstruksi baru yang menunjukkan rencana Cina untuk mengerahkan tentaranya.
Simak: Pesawat Pengebom Amerika Siap Hadapi Korea Utara
Menurut Scott Snyder indikasi ini terlihat dari pembangunan di beberapa wilayah yang sebelumnya dianggap tidak strategis, seperti Jalan Gurun Ji hingga Jalan Shuanglaio G1112 yang mayoritas penduduk setempat merupakan petani yang tidak mampu membeli mobil. "Provinsi Jilin di Cina bahkan telah menganggarkan dan membayar perbaikan infrastuktur ke arah Korea Utara," kata Scott kepada Express.
Baca: Diambang Perang Dunia III? 4 Kapal Induk AS Kepung Korea Utara
Selain itu Media Daily Star juga memperoleh beberapa foto yang menunjukkan adanya pekerja konstruksi Cina yang menggali terowongan melewati pegunungan dan peralatan bangunan yang berdiri di atas sungai yang menuju ke arah Korea Utara.
Seorang pakar keamanan Asia di Heritage Foundation, Washington, Amerika Serikat, Dean Cheng mengatakan, Beijing akan melakukan rencana dengan rangkaian yang luas untuk menghentikan Kim Jong Un dalam menggunakan senjata nuklir antarbenua tersebut. "Beijing akan memiliki rencana "Serangkaian Luas" yang melibatkan opsi militer untuk merebut senjata Kim Jon Un", kata Cheng.
Baca: Ingin Selamat dari Perang Dunia III? Pindahlah ke Negara Ini
Sebelumnya, Donald Trump sempat mengecam Cina yang tidak mengambil tindakan ketika Korea Utara melakukan uji coba rudal antarbenua pada Juli lalu yang dikhawatirkan akan memicu Perang Dunia III. "Saya sangat kecewa dengan Cina. Pemimpin bodoh yang telah mengizinkan pemimpin Korea Utara melakukan uji rudal," kata Trump kepada Surat Kabar Partai Republik di Amerika Serikat.
MUHAMMAD IRFAN AL AMIN
KOREA UTARA melakukan sejumlah uji coba Misil Balistik Antar Benua (Intercontinental Ballistic Missile) sepanjang tahun 2017. Salah satu tipe peluru tersebut mampu mengancam Inggris, Libya, Australia, Selandia Baru, dan bahkan Amerika Serikat.