Krisis Pangan, 3 Negara yang Paling Menderita Efek Perang Rusia Ukraina

Reporter

Fathur Rachman

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 23 Juni 2022 21:33 WIB

Ilustrasi panen gandum. REUTERS/Jim Young/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta -Dalam laporan PBB berjudul Hunger Hotspot terbaru yang dikutip dari situs resmi FAO, perang Rusia Ukraina bisa mendorong jumlah orang yang rawan pangan akut dibekap krisis pangan sebanyak 47 juta di berbagai negara.

Sementara menurut simulasi dari Organisasi Pangan Dunia (FAO), peningkatan masyarakat yang kekurangan gizi akan meningkat antara 7,6 dan 13,1 juta orang pada tahun 2022 sampai 2023 akibat konflik itu.

Ukraina dan Rusia dikenal sebagai produsen utama gandum. Menurut International Food Policy Research Institute (IFPRI), sebanyak sepertiga gandum yang diperdagangkan di pasar global, dan sekitar seperempat gandum dunia.

Selain itu, perang di Ukraina tersebut berpotensi membahayakan pasokan biji-bijian dan minyak nabati. Misalnya minyak bunga matahari dan jagung untuk pakan ternak di berbagai negara di dunia. Beberapa negara sudah merasakan dampaknya. Berikut daftarnya:

Nigeria

Advertising
Advertising

Masih dalam laporan Hunger Hotspot, peningkatan krisis pangan akut terbesar akan berdampak pada negara Afrika sub-Sahara. Salah satu negara tersebut adalah Nigeria.

Nigeria hidup di bawah garis kemiskinan, malnutrisi, dan kerawanan pangan. Termasuk dengan hadirnya konflik Ukraina menambah faktor kelaparan di Nigeria.

Pada tahun ini, banyaknya orang Nigeria yang dikategorikan dalam keadaan darurat diperhitungkan sebanyak 1,2 juta orang, berdasarkan dalam sistem klasifikasi kerawanan pangan internasional. Hal tersebut diproyeksikan terjadi sekitar bulan Juni hingga Agustus.

Yaman

Yaman terletak di Asia Barat, Timur Tengah. Perang Ukraina dan Rusia memiliki dampak kenaikan harga makanan dan krisis kelaparan yang meluas.

Namun saat ini, Program Pangan Dunia (WFP) telah menyediakan makanan untuk 13 juta orang di Yaman. Sebelumnya, Yaman memang telah mengalami kesulitan pangan sebelum adanya invasi Rusia ke Ukraina.

Mesir

Mesir begitu terpengaruh dengan aktivitas di Laut Hitam yang menjadi tempat konflik Rusia dan Ukraina. Terutama menjadi terganggunya pasokan komoditas yang masuk dari kedua negara tersebut.

Mesir merupakan importir gandum terbesar di dunia. Sebelum adanya invasi, Rusia dan Ukraina bersama-sama memasok lebih dari 80 persen impor gandum ke Mesir.

Gandum tersebut biasa dipakai sebagai bahan baku sehari-hari. Misalnya pada makanan bernama “baladi”. Makanan sejenis roti pipih ini merupakan tulang punggung makanan Mesir, dan pemerintah mensubsidi roti untuk lebih dari 70 juta dari sekitar 102 juta orang Mesir. Bila krisis pangan benar-benar datang, jutaan warga Mesir bakal terdampak langsung.

FATHUR RACHMAN
Baca juga : AS Bangun Silo untuk Ekspor Gandum Ukraina, Hindari Ranjau Laut Hitam

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

12 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya