TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengubah nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Moskow, menjadi Republik Rakyat Donetsk (DPR). Sebelumnya, nama jalan kedutaan AS Bolshoi Devyatinsky Lane nomor 8. Kini alamat kedutaan AS di Lapangan Republik Rakyat Donetsk nomor 1.
Seperti dilansir NDTV, Kamis 23 Juni 2022, alun-alun di depan kedubes AS juga diganti dengan nama yang sama. Pengumuman mengenai perubahan nama jalan dan alun-alun itu disampaikan di situs web resmi Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin, Rabu waktu setempat.
Nama baru tersebut dipilih berdasarkan sayembara online yang digelar wali kota Moskow bersama beberapa usulan lainnya. Hasilnya sebanyak 278.684 atau 45 persen dari pemilih menyetujui nama Republik Rakyat Donetsk.
Usulan perubahan nama jalan dan alun-alun di depan kedubes AS ini disampaikan anggota parlemen majelis rendah Duma setelah Rusia menggelar operasi militer ke Ukraina. Pemilihan nama kemudian disayembarakan kepada warga, bukan datang dari pemerintah kota.
Wakil Ketua Duma, Petr Tolstoy, hadir di lokasi saat penggantian papan nama jalan. “Ini adalah isyarat simbolik, merayakan perjuangan rakyat DPR,” kata Tolstoy.
Donetsk dan Luhansk mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014 setelah kudeta Maidan. Kedua wilayah yang didominasi penutur bahasa Rusia itu mengungkapkan keprihatinan bahwa pemerintahan Ukraina yang baru kala itu akan memaksa mereka untuk berbicara dalam bahasa Ukraina serta mengalami bentuk diskriminasi lainnya.
Presiden Vladimir Putin beberapa hari sebelum mengumumkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari lalu mengakui DPR dan Republik Rakyat Luhansk (LPR). Donetsk dan Luhansk merupakan dua provinsi, juga disebut Donbass, yang berupaya memisahkan diri dari Ukraina.
AS dan negara Barat lainnya tak mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk serta menolak klaim Rusia atas Krimea yang dicaplok dari Ukraina pada 2014. Pada Februari 2018, jalan di luar kedutaan Rusia di Washington dinamai Boris Nemtsov, seorang politisi oposisi yang ditembak mati di luar Kremlin pada 2015.
Baca juga: Rusia Tuduh Tiga Staf Kedubes AS Mencuri, Minta Kekebalan Diplomatiknya Dicabut
SUMBER: NDTV