Meski Dilarang, Perang di Afganistan dan Suriah Pakai Bom Fosfor

Sabtu, 22 Desember 2018 17:17 WIB

Anak usia 7 tahun menjadi korban bom fosfor saat perang antara pasukan AS dan Taliban di Afganistan pada 9 Mei 2009. [THE STAR]

TEMPO.CO, Jakarta - Konvensi Jenewa tahun 1949 dan Konvensi PBB mengenai Senjata Konvensional Tertentu melarang penggunaan bom fosfor untuk warga sipil. Namun dalam perang di Afganistan, Irak, hingga Suriah masih ditemukan ratusan korban sipil tewas dan terluka akibat bom fosfor.

Bom fosfor atau disebut White Phosphorus atau Willie Pete secara legal dapat digunakan hanya untuk sinyal dengan keluarnya asap putih.

Bom fosfor yang mengenai tubuh manusia akan menimbulkan luka bakar yang mengerikan, luka menjalar dari kulit hingga ke dalam daging dan tulang manusia. Sehingga berbagai organ tubuh manusia akan rusak dan berakhir pada kematian.

Baca: Media Australia Sebut Militer Indonesia Pakai Bom Fosfor di Papua

Bom fosfor diarahkan kepada target dengan cara ditembakkan, dilemparkan atau dengan granat tangan.

Cara pertolongan pertama menyelamatkan korban bom fosfor yang selama ini dikenal adalah dengan membenamkan tubuh korban di dalam lumpur.

Granat bom fosfor diproduksi Rocky Mountain Arsenal yang dipakai tentara Amerika Serikat dalam Perang Vietnam dan Perang Teluk Pertama. [dark-migrations.obsidianportal.com]

Advertising
Advertising

Amerika Serikat beberapa kali dituduh menggunakan bom fosfor dalam operasi militernya di sejumlah negara termasuk Afganistan, Irak dan Suriah.

Milisi bersenjata Taliban di Afganistan dan kelompok pemberontak di Suriah dan Irak juga dituding menggunakan bom fosfor.

Baca: Serangan Senjata Kimia di Douma Suriah, 70 Orang Tewas

Seperti terjadi di provinsi Farah, Afganistan, pada 9 Mei 2009 lalu, para dokter mengobati para korban luka bakar yang mereka sebut luka bakar yang tidak biasa, seperti dikutip dari The Star.

Menurut Presiden Hamid Karzai saat itu, luka bakar yang diduga berasal dari bom fosfor telah menewaskan 125 hingga 130 warga sipil.

Peristiwa 9 Mei 2009 ini disebut sebagai kasus terburuk yang membunuh warga sipil sejak Amerika Serikat menginvasi Afganistan tahun 2001 dan menyingkirkan rezim Taliban.

Amerika Serikat pada November tahun 2004 dituding menggunakan bom fosfor dalam pertempuran di Fallujah di Irak. Israel juga menggunakan bom fosfor pada Januari di tahun yang sama untuk menghadapi HAMS di Gaza.

Baca: Bom Kimia di Suriah, Bayi dan Anak Berjuang Hidup

Dalam perang Suriah, militer Rusia menuding pasukan angkatan udara Amerika Serikat melontarkan bom fosfor di desa Hajin di provinsi Deir ez-Zor.

Namun AS membantah semua tudingan militernya menggunakan bom fosfor dalam perang. Namun militer Amerika Serikat pada tahun 2005 mengakui telah menggunakan bom fosfor di Irak tahun 2005 hanya untuk membakar senjata milisi yang merupakan musuh negara itu.

Media di Australia, The Saturday Paper menerbitkan laporan eksklusif hari Sabtu, 22 Desember 2018, mengenai militer Indonesia menggunakan bom fosfor dalam operasi keamanan di kabupaten Nduga di Papua.

Amnesty International telah memperingatkan betapa berbahayanya bom fosfor meski tidak dipakai sebagai senjata. Karena benda itu dapat membakar tubuh selama berminggu-minggu lamanya.

Berita terkait

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

8 hari lalu

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

51 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

Dua Menteri Israel Dukung Perpindahan Massal Warga Palestina dari Gaza, Bagaimana Reaksi Dunia?

5 Januari 2024

Dua Menteri Israel Dukung Perpindahan Massal Warga Palestina dari Gaza, Bagaimana Reaksi Dunia?

Negara-negara langsung mengecam dua Menteri Israel yang menyatakan dukungan untuk perpindahan warga Gaza.

Baca Selengkapnya

Soal Polemik Pengungsi Rohingya, Pakar UM Surabaya Ingatkan Soal Konvensi Jenewa 1951

29 Desember 2023

Soal Polemik Pengungsi Rohingya, Pakar UM Surabaya Ingatkan Soal Konvensi Jenewa 1951

Pakar Hukum Internasional UM Surabaya Satria Unggul Wicaksana mengingatkan risiko dari penolakan pengungsi Rohingya itu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AS Halangi Swiss, Malaysia Tolak Kapal Israel, Houthi Ancam AS

22 Desember 2023

Top 3 Dunia: AS Halangi Swiss, Malaysia Tolak Kapal Israel, Houthi Ancam AS

Top 3 Dunia, Kamis dibuka dengan upaya AS menghalangi rencana Swiss untuk menggelar Konferensi Konvensi Jenewa.

Baca Selengkapnya

Lindungi Israel, AS Halangi Swiss Agar Tidak Menggelar Konferensi Konvensi Jenewa

21 Desember 2023

Lindungi Israel, AS Halangi Swiss Agar Tidak Menggelar Konferensi Konvensi Jenewa

Pemerintahan Biden berencana mendesak Swiss agar menolak permintaan Palestina untuk mengadakan konferensi mengenai pelanggaran Konvensi Jenewa

Baca Selengkapnya

Israel Gunakan Bom Fosfor Buatan AS di Lebanon Selatan, Gedung Putih Buka Suara

12 Desember 2023

Israel Gunakan Bom Fosfor Buatan AS di Lebanon Selatan, Gedung Putih Buka Suara

Bom fosfor putih digunakan Israel di Lebanon selatan. Memicu kontroversi.

Baca Selengkapnya

Berikut Isi Perjanjian Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas

29 November 2023

Berikut Isi Perjanjian Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas

Salah satu isi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan hamas adalah membebaskan tahanan. Berapa tawanan perang yang dibebaskan?

Baca Selengkapnya

Sejarah Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Beda Simbol Satu Tujuan untuk Kemanusiaan

7 November 2023

Sejarah Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Beda Simbol Satu Tujuan untuk Kemanusiaan

Palang merah dan bulan sabit merah merupakan organisasi yang erat kaitannya dengan kemanusiaan. Begini sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

6 November 2023

Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

Presiden Turki Erdogan akan melakukan segala cara untuk membawa kasus kejahatan perang yang dilakukan Israel ke ICC. Ini ketegori kejahatan perang.

Baca Selengkapnya