Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Beda Simbol Satu Tujuan untuk Kemanusiaan

image-gnews
Sekretaris Jenderal PMI, A.M. Fachir dalam acara penutupan operasi Covid-19 oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan Bulan Sabit Merah atau IFRC di Gedung SMESCO Jakarta, Senin, 25 September 2023. Dok. PMI.
Sekretaris Jenderal PMI, A.M. Fachir dalam acara penutupan operasi Covid-19 oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan Bulan Sabit Merah atau IFRC di Gedung SMESCO Jakarta, Senin, 25 September 2023. Dok. PMI.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Palang Merah, Bulan Sabit Merah, dan Kristal Merah berperan penting dalam upaya kemanusiaan di tengah konflik Palestina-Israel, di Jalur Gaza.

Ketiga simbol universal ini melambangkan pertolongan kemanusiaan dan perlindungan bagi para korban konflik. Namun bagaimanakah sejarahnya?

Lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional pada 24 Juni 1859 di Solferino, Italia Utara, merupakan tonggak penting dalam sejarah kemanusiaan. Dikutip dari situs Palang Merah Indonesia Kota Medan, saat itu pasukan Prancis dan Italia terlibat dalam peperangan brutal melawan pasukan Austria.

Di tengah penderitaan akibat pertempuran tersebut, seorang pemuda Swiss bernama Henry Dunant turut menjadi saksi. Puluhan ribu tentara terluka, dan bantuan medis militer tak mencukupi untuk merawat 40.000 korban.

Tergetar oleh penderitaan yang dilihatnya, Henry Dunant bekerja sama dengan penduduk setempat untuk memberikan bantuan. Setelah kembali ke Swiss, ia menceritakan pengalamannya dalam buku berjudul "Kenangan dari Solferino".

Buku ini menggemparkan Eropa dan mengemukakan dua gagasan penting. Pertama, untuk membentuk organisasi kemanusiaan internasional yang dapat membantu prajurit yang terluka dalam peperangan. Kedua, untuk menjalankan perjanjian internasional yang melindungi prajurit yang cedera dan sukarelawan yang memberikan pertolongan di masa perang.

Pada 1863, empat warga Jenewa bergabung dengan Henry Dunant dan mendirikan Komite Internasional untuk Bantuan Para Tentara yang Cedera, yang sekarang dikenal sebagai Komite Internasional Palang Merah atau ICRC.

Selain itu, organisasi sukarelawan seperti Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah juga dibentuk untuk memberikan bantuan medis pada masa perang. Pada tahun 1864, Konvensi Jenewa pertama diadakan untuk mengatur kondisi prajurit yang terluka di medan perang, yang kemudian berkembang menjadi Konvensi Jenewa I, II, III, dan IV pada tahun 1949.

Setelah penilaian validitas yang sama secara de facto untuk kedua simbol ini, pada 1878 ICRC menyatakan bahwa pada prinsipnya perlu mengadopsi tanda pelindung resmi tambahan untuk negara-negara non-Kristen. Bulan Sabit Merah mulai diakui resmi pada 1929 ketika Konvensi Jenewa diamandemen (Pasal 19).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fungsi Lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah, dan Kristal Merah

Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai tanda pelindung dan tanda pengenal. Prinsip pembedaan yang diakui dalam Konvensi Jenewa 1949 sebagai bagian dari Hukum Humaniter Internasional bertujuan membedakan antara kombatan (peserta tempur) dan non-kombatan, seperti penduduk sipil dan kesatuan medis militer.

Sebagai tanda pengenal, lambang tersebut digunakan oleh pihak yang terkait dengan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, termasuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dan Perhimpunan Nasional.

Penggunaan lambang ini harus memenuhi ketentuan tertentu dan memastikan bahwa pihak yang menggunakannya terkait dengan kegiatan kemanusiaan. Lambang digunakan oleh Dinas Kesehatan Angkatan Perang dan anggota Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional sepanjang waktu.

Menurut ICRC Indonesia, penggunaan lambang ini juga dapat diberikan izin oleh Perhimpunan Nasional untuk organisasi lain yang membutuhkannya, dan ukurannya lebih kecil daripada tanda pelindung.

Sementara itu, sebagai tanda pembeda, lambang digunakan untuk tujuan perlindungan. Selama situasi perang, lambang tersebut digunakan agar pasukan lawan mengidentifikasi mereka sebagai pihak yang tidak harus diserang.

Penggunaan lambang ini dibatasi dan hanya diperbolehkan dalam konteks tertentu, seperti oleh Dinas Kesehatan Angkatan Perang, ICRC, dan Perhimpunan Nasional atas izin militer. Lambang pelindung berukuran besar dan dikenakan di lengan kiri, tanpa gambar tambahan.

Pilihan Editor: ICRC: Tanpa Listrik, Rumah Sakit Gaza Bisa Berubah Menjadi Kamar Mayat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


64 Tahun Bono U2, Popularitasnya untuk Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan

1 hari lalu

Bono U2 bertemu Paus Fransiskus di Vatikan untuk mendiskusikan pelecehan seksual di Irlandia.
64 Tahun Bono U2, Popularitasnya untuk Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan

Selain berkiprah sebagai penyanyi, Bono U2 juga kerap melakukan berbagai kegiatan sosial dan aktivitas kemanusiaan.


Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

2 hari lalu

Tentara Israel memasang bendera Israel di kendaraan militer dekat perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Israel, 15 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.


Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

2 hari lalu

Suasana aparat gabungan TNI-Polri dari Brimob dan Kopassus diturunkan ke Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, untuk memburu kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah pembakaran sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat, 3 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

TPNPB menyatakan sudah meminta masyarakat untuk meninggalkan delapan daerah yang mereka klaim sebagai wilayah perang di Papua.


Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

10 hari lalu

Ilustrasi banjir. TEMPO/Subekti
Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

15 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.


Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

17 hari lalu

Pameran foto peninggalan Kerajaan Majapahit karya Nigel Bullough, yang dipamerkan di House of Sampoerna Surabaya, Senin malam (7/9). Pameran tersebut untuk memperingati 650 tahun perjalanan Raja Hayam Wuruk mengelilingi bagian timur Jawa. Foto: ANTAR
Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

26 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.


Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

27 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.


Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

30 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri uji peluncuran rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah hingga jarak jauh yang baru, di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024, dalam gambar yang dirilis pada 3 April 2024,  oleh Kantor Berita Pusat Korea.  KCNA melalui REUTERS
Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.


Kepala Kemanusiaan PBB Sebut Perang Gaza Pengkhianatan terhadap Kemanusiaan

35 hari lalu

Seorang tentara Israel berjalan di dekat truk bantuan dengan pasokan kemanusiaan yang menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Kepala Kemanusiaan PBB Sebut Perang Gaza Pengkhianatan terhadap Kemanusiaan

Memasuki enam bulan perang Gaza, kepala UN OCHA Martin Griffiths menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap kemanusiaan.