Para Bekas Pimpinan Intelijen AS Protes Trump Soal Eks Bos CIA

Editor

Budi Riza

Sabtu, 18 Agustus 2018 15:46 WIB

Mantan direktur Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan direktur Central Intelligence Agency Jenderal Michael Hayden. washingtonpost.com

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan bekas pejabat senior intelijen mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mencabut akses keamanan dari bekas Direktur Central Intelligence Agency, John Brennan.

Baca:

Eks Bos CIA Brennan Tuding Trump adalah Seorang ...

Senator Amerika Minta Trump Cabut Akses Keamanan Bekas Bos Intel

Advertising
Advertising

Brennan bertugas pada era pemerintahan Presiden Barack Obama pada 2013 -- 2017. Brennan merupakan salah satu pimpinan lembaga intelijen yang menandatangani dokumen penilaian soal adanya intervensi Rusia pada pemilihan Presiden AS 2016. Dokumen yang dibuat pada Januari 2017 itu menyatakan intervensi Rusia berusaha memenangkan Trump sebagai Presiden dan mengalahkan Hillary.

Para bekas pimpinan intelijen ini menyebut keputusan pencabutan akses keamanan Brennan diambil berdasarkan pertimbangan yang buruk dan belum pernah terjadi sebelumnya. CNN melansir semua direktur CIA sejak George Tenet, yang bertugas pada 1996, menandatangani surat pernyataan ini.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Robert Mueller. REUTERS/Carlos Barria, Foto/nymag.com

“Kami semua setuju bahwa tindakan Presiden terkait John Brennan dan ancaman serupa terhadap bekas pejabat lainnya tidak terkait dengan siapa yang boleh atau tidak boleh memegang akses keamanan – tapi ini terkait sepenuhnya dengan upaya untuk menghambat kebebasan berpendapat,” dalam pernyataan bersama pada Kamis, 16 Agustus 2018 waktu setempat.

CNN melansir para pejabat ini seperti bekas direktur CIA, bekas deputi direktur CIA, dan bekas direktur intelijen nasional.

Baca:

Eks Bos CIA Brennan Sebut Trump Mabuk Kekuasaan, Amerika Krisis

Eks Bos CIA Brennan Sering Mengkritik, Trump Cabut Akses Keamanan

Mereka juga menyatakan belum pernah melihat persetujuan pemberian akses keamanan atau pencabutannya digunakan sebagai alat politik seperti halnya dalam kasus ini.

“Selain itu, tindakan ini jelas merupakan sinyal kepada bekas dan pejabat yang masih bertugas. Dan ini tidak tepat dan sangat disayangkan,” begitu isi pernyataan ini.

Salah satu penandatangan yaitu bekas direktur CIA dan National Security Agency, Michael Hayden, mengatakan tidak sulit baginya untuk menandatangani pernyataan ini.

John Brennan. REUTERS/Jason Reed/Files

“Menggunakan isu akses keamanan untuk menghukum lawan jelas tidak layak meskipun kami akui Presiden memiliki otoritas absolut untuk urusan ini,” kata Hayden. “Ini hal buruk bagi kesehatan Republik Amerika dan kesehatan debat di Amerika.”

Baca:

Gina Haspel, Direktur Perempuan Pertama CIA Pilihan Trump

Eks Direktur CIA Sebut Trump Narsis dan Pendendam Soal Yerusalem?

Menurut media Axios, selain pimpinan intelijen, ada sekitar 60 bekas pejabat intelijen Amerika Serikat yang mengkritik keputusan Presiden Trump terkait pencabutan akses keamanan tingkat tinggi dari bekas direktur lembaga intelijen CIA, John Brennan.

Ke 60 orang ini mengeluarkan pernyataan bersama.

“Kami semua meyakini sangat penting untuk melindungi informasi rahasia dari pengungkapan yang tidak memiliki otorisasi. Tapi kami juga merasa sangat yakin bekas pejabat pemerintah memiliki hak untuk mengekspresikan pandangan mereka yang bukan rahasia mengenai apa yang mereka lihat sebagai isu keamanan nasional penting tanpa perlu merasa takut saat melakukannya,” begitu bunyi pernyataan bersama ini seperti dilansir media Axios, Sabtu, 18 Agustus 2018.

Mereka juga menyatakan tanda tangan mereka dalam pernyataan ini tidak berarti mereka menyetujui opini yang diekspresikan Brennan dan caranya.

Mereka ini seperti Jeremy Bash, yang merupakan bekas pejabat CIA dan bekas kepala staf di kementerian Pertahanan. Lalu ada Bob Flores, bekas kepala Teknologi CIA, dan Kent Harrington, yang merupakan bekas pejabat intelijen nasional untuk Asia Timur dan direktur CIA Urusan Umum.

Dan ada Greg Vogel, bekas deputi direktur CIA bidang Operasi, John Nixon, yang merupakan bekas analis, dan George Little, bekas juru bicara CIA dan kemenhan AS.

Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

8 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

9 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

19 hari lalu

Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

Perayaan gerhana matahari di Amerika Utara dilakukan besar-besaran. Ada pesta pernikahan hingga pertunjukan musik.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

20 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

20 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya