TEMPO.CO, Washington – Senator Rand Paul mengatakan telah meminta Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mencabut akses keamanan dari bekas direktur CIA, John Brennan.
Baca:
Donald Trump Teratas Untuk Pencarian Kata 'Idiot' di Google
Kado Bola dari Putin Diperiksa Pengawal Trump
Senator dari Partai Republik ini menyampaikan permintaan itu dalam pertemuan dengan Trump di Gedung Putih pada Senin, 23 Juli 2018.
Baca Juga:
Dalam pernyataan di akun Twitter-nya sebelum pertemuan, seperti dilansir Sputnik News, Paul mencuit,”Hari ini saya akan bertemu dengan Presiden dan saya akan memintanya mencabut akses keamanan John Brennan."
Senator pendukung Trump ini melanjutkan cuitannya,”Apakah John Brennan memonetisasi akses keamanan yang dimilikinya? Apakah John Brennan mendapat jutaan dolar dengan membuka informasi rahasia ke media massa lewat serangan-serangannya terhadap Donald Trump?”
Suasana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin beserta rombongan dalam pertemuan KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin, 16 Juli 2018. Pertemuan puncak antara Trump dan Putin nantinya akan digelar secara tertutup selama 90 menit. REUTERS/Kevin Lamarque
Brennan merupakan direktur CIA pada era pemerintahan Presiden Barack Obama dari Maret 2013 hingga Januari 2017, saat Trump mulai menjabat sebagai Presiden.
Setelah usai menjabat direktur CIA, Brennan kerap muncul sebagai narasumber di berbagai acara bincang-bincang televisi terutama mengomentari dan mengkritik berbagai kebijakan Presiden Trump khususnya terkait Rusia.
Menurut Sputnik News, Brennan berperan sebagai analis bagi jaringan televisi NBC News selain kerap mempublikasikan pendapatnya lewat akun twitter @Johnbrennan.
Baca:
Gedung Putih Siapkan Pertemuan Puncak Trump -- Putin
Bakal Bertemu di Helsinki, Ini 11 Pujian Trump kepada Putin
Salah satu komentar terbaru Brennan lewat Twitter adalah soal jumpa pers Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Helsinki, Finlandia pada awal pekan lalu. Menurut Brennan, Trump melakukan kejahatan serius dan telah berada di dalam kantong Putin.
Saat itu, Trump melontarkan pernyataan yang terkesan mendukung pernyataan Putin bahwa Rusia tidak terlibat dalam intervensi terhadap pemilihan Presiden AS 2016. Sebaliknya, lembaga-lembaga intelijen AS justru berkesimpulan Rusia berusaha mempengaruhi para calon pemilih untuk memenangkan Trump. Belakangan Trump meralat pernyataannya itu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Mantan FBI James Comey. REUTERS/Carlos Barria, Jonathan Ernst/File Photos
Soal usulan Senator Rand Paul ini, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan Trump sedang mempertimbangkannya. “Presiden Trump sedang mengeksplorasi mekanisme untuk mencabut akses keamanan ini,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, Selasa, 24 Juli 2018.
Menurut Sanders, para pejabat ini ditengarai telah mempolitisasi dan memonetisasi jabatan publik yang pernah mereka emban serta akses keamanan tingkat tinggi, yang mereka miliki. “Misalnya membuat tuduhan tanpa dasar adanya kontak tidak wajar atau berada di bawah pengaruh Rusia,” kata Sanders mengenai contoh kritik yang sebagian mereka lontarkan kepada Trump.
Para bekas pejabat ini adalah John Brennan, yang merupakan bekas direktur CIA pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Pejabat lainnya seperti James Comey, yang merupakan bekas direktur FBI, Andrew McCabe, yang merupakan bekas wakil Comey, dan James Clapper, yang merupakan bekas direktur Intelijen Nasional.
Lalu ada Susan E. Rice, yang merupakan bekas penasehat keamanan nasional, dan Michael Hayden, yang merupakan bekas direktur Badan Keamanan Nasional NSA. Trump kerap melontarkan kritik balik terhadap para pengkritiknya ini.