Eks Bos CIA Brennan Sering Mengkritik, Trump Cabut Akses Keamanan

Editor

Budi Riza

Kamis, 16 Agustus 2018 15:01 WIB

John Brennan. REUTERS/Jason Reed/Files

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memerintahkan akses keamanan dari bekas direktur lembaga intelijen CIA, John Brennan, untuk dicabut.

Baca:

Eks Bos CIA Brennan Tuding Trump adalah Seorang ...

Senator Amerika Minta Trump Cabut Akses Keamanan Bekas Bos Intel

Advertising
Advertising

Brennan merupakan pejabat intelijen di era pemerintahan Presiden Barack Obama dan mengepalai CIA dari 2013 – 2017. Pencabutan akses keamanan tingkat tinggi bekas bos intelijen belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah AS.

“Brennan memiliki sejarah yang menimbulkan pertanyaan mengenai obyektivitas dan kredibilitasnya,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih, dalam jumpa pers seperti dilansir CBS News, Rabu, 15 Agustus 2018.

Pengumuman ini merupakan lanjutan dari pernyataan Gedung Putih sebelumnya, yang menyatakan sedang menjajaki pencabutan akses keamanan tingkat tinggi milik sejumlah bekas pejabat intelijen, yang kerap mengkritik Trump secara terbuka di berbagai acara publik termasuk wawancara televisi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Mantan FBI James Comey. REUTERS/Carlos Barria, Jonathan Ernst/File Photos

Menurut Sanders, Gedung Putih sekarang mengevaluasi akses keamanan tingkat tinggi yang dimiliki sejumlah individu secara kasus per kasus. Ada sembilan individu dari bekas pejabat di bidang intelijen dan penegakan hukum, yang masuk dalam pemantauan Gedung Putih.

Mereka adalah James Clapper, yang merupakan bekas Direktur Intelijen Nasional, James Comey, bekas direktur FBI, Michael Hayden, bekas direktur CIA, Sally Yates, bekas pejabat sementara Jaksa Agung, dan Susan Rice, bekas penasehat keamanan nasional.

Lalu ada Andrew McCabe, yang merupakan bekas deputi direktur FBI, Peter Strzok, bekas agen senior FBI, Lisa Page, bekas pengacara FBI, dan Bruce Ohr, yang merupakan bekas Associate Deputy Attorney General.

Menurut CBS, sebagian dari nama di dalam daftar itu sudah tidak lagi memiliki akses keamanan begitu berhenti dari posisinya. Ini seperti Comey dan McCabe.

Trump mencuit soal Brennan lewat akun @realdonaldtrump sambil mengutip pernyataan seorang penulis buku baru dan mengucapkan terima kasih.

“’John Brennan adalah noda di negara ini. Kita layak mendapatkan lebih baik dari ini.’ Bekas agen rahasia dan penulis buku baru ‘Spygate, the Attempted Sabotage of Donald J. Trump.’ Don Bongino. Terima kasih Dan. Dan Selamat untuk buku barunya!”

Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan bekas kepala kontra intelijen FBI Peter Strzok (kanan)

Mengenai ini, John Brennan menanggapi langsung lewat cuitan di Twitter lewat akun @JohnBrennan dengan mengutip berita terkait dari akun Twitter NBC News.

“Tindakan ini adalah bagian dari usaha yang lebih luas dari Trump untuk menekan kebebasan berbicara dan menghukum pengkritik. Ini sudah selayaknya membuat khawatir semua orang Amerika, termasuk profesional di bidang intelijen, mengenai ongkos yang harus dibayar jika berbicara terbuka. Prinsip saya jauh lebih berharga dibandingkan akses keamanan. Saya tidak akan melunak,” kata Brennan.

Baca:

Gina Haspel, Direktur Perempuan Pertama CIA Pilihan Trump

Eks Direktur CIA Sebut Trump Narsis dan Pendendam Soal Yerusalem?

Secara terpisah, Rudy Giuliani, bekas Wali Kota New York yang sekarang menjadi pengacara pribadi Trump, mengatakan dalam sebuah acara di Fox News bahwa investigasi atas Trump soal dugaan intervensi Rusia pada pilpres 2016 merupakan kebijakan dari Brennan saat masih menjabat sebagai direktur CIA.

“Dia sebagai quarterback-nya,” kata Giuliani. Menurut dia, Brennan menggunakan dokumen hasil kompilasi seorang bekas agen intelijen Inggris dan dukungan dua orang senator Republik untuk memulai investigasi ini secara formal.

Trump berulang kali meminta investigasi ini disudahi dan menyebutnya sebagai perburuan penyihir, yang dilakukan untuk merugikannya. Menurut Trump, investigasi rekayasa ini sengaja dilakukan untuk mengalihkan perhatian pubik dari kesalahan Hillary Clinton terkait penggunaan server pribadi untuk email saat menjabat sebagai menlu pada pemerintahan Obama.

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

21 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

22 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

25 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

28 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

34 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

39 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya