TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan menerima sepucuk surat misterius dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai hadiah pada 2013. Namun isi surat itu masih menjadi misteri hingga kini.
Ini terungkap dalam buku berjudul "Russian Roulette: The Inside Story of Putin's War on America and the Election of Donald Trump", yang ditulis oleh wartawan investigasi Yahoo, Michael Isikoff dan jurnalis Mother Jones, David Corn. Buku baru itu merinci urusan Trump dengan Putin pada 2013.
Baca: Putin Telepon Trump Bahas Yerusalem, Lalu Bertemu Abbas
Dari buku itu terungkap, Trump menerima hadiah surat ini sesaat setelah perhelatan kontes kecantikan Miss Universe di Moskow pada 2017.
Trump saat itu mengundang Putin untuk mengikuti acara tahunan yang diselenggarakan yayasannya. Namun Putin saat itu tidak bisa menghadirinya.
Baca: Eks Bos CIA Brennan Tuding Trump adalah Seorang ...
Seorang tokoh yang dekat dengan Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada Trump bahwa presiden tidak akan dapat melakukannya, dan sebaliknya mengundang Trump untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin yang akan datang di Sochi. Peskov juga mengungkapkan Putin akan memberikan hadiah kepada Trump.
Sebagai gantinya, setelah perhelatan usai, putri seorang tokoh Rusia lainnya, Aras Agalarov, mengantarkan sebuah paket untuk Trump ke kantor yayasan Miss Universe di New York City. Paket itu rupanya merupakan hadiah yang telah disebutkan Putin, dan berisi surat tertutup dari presiden Rusia itu sendiri. Isi surat itu tetap tidak diketahui sampai hari ini.
Menurut buku Russian Roulette, Agalarov secara parsial bertanggung jawab untuk mengatur akomodasi untuk kontes Trump di Moskow dengan persetujuan Putin. Dan Trump sangat senang untuk menggunakan ini sebagai jalan masuk ke pasar real estate Rusia.
Trump telah mencoba untuk membangun Trump Tower di Moskow sejak setidaknya 1987, namun selalu gagal. Dia berharap dengan perhelatan Miss Universe di Moskow saat itu dapat memuluskan rencananya itu.
"Kesepakatan bisnis semacam ini di Rusia hanya bisa dilakukan jika Putin menyetujuinya," tulis Isikoff dan Corn dalam bukunya itu, seperti dilansir Business Insider pada 9 Maret 2018.
Namun harapan Trump dan Agalarov pupus pada 2014 ketika AS memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas intervensi di Crimea tahun itu. Dan sebagai hasilnya, rencana pembangunan Menara Trump terpaksa ditunda.
Trump berencana membangun menaranya itu bersebelahan dengan menara milik Agalarov.
Menurut The Washington Post, kesepakatan untuk membangun menara itu kembali ditunda ketika Trump memulai memproklamirkan diri menjadi presiden AS pada 2016.
Meskipun belum jelas apakah pembangunan Menara Trump di Moskow telah dimulai atau belum, tapi Trump tetap berhubungan baik dengan Agalarov.
Dalam buku Russian Roulette ini terungkap setelah kemenangannya dalam pemilihan Presiden 2016, Trump dilaporkan mengirim pesan tulisan tangan kepada Agalarov.