Perang Dagang AS - UE, Trump Menyasar Baja dan Alumunium Sekutu

Editor

Budi Riza

Senin, 9 Juli 2018 09:01 WIB

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berpose saat foto dalam KTT G7 di kota Charlevoix La Malbaie, Quebec, Kanada, 8 Juni , 2018. REUTERS/Yves Herman

TEMPO.CO, Washington – Rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari kawasan Eropa menjadi kabar buruk pada awal Maret 2018.

Trump mengumumkan bakal mengenakan tarif impor baja 25 persen dan aluminium 10 persen dari negara-negara Uni Eropa.

Baca:

Perang Dagang, Trump Bakal Larang Ekspor Teknologi ke Cina

Advertising
Advertising

Donald Trump Kaget Harley Davidson Menyerah dalam Perang Dagang

Trump beralasan ini untuk melindungi kinerja perusahaan baja dan aluminium domestik menurun. Harga baja dan aluminium impor yang murah mengalahkan produk sejenis dalam negeri. Kebijakan ini membuat Eropa meradang.

“Kita sekarang harus mengenakan tarif impor. Ini sebenarnya proses yang bodoh dan kita harus lakukan. Kita akan kenakan tarif impor untuk sepeda motor, Harley Davidson, blue jeans, Levis, Bourbon. Kita juga dapat melakukan hal bodoh. Kita harus melakukan hal bodoh ini,” kata Jean-Claude Juncker, ketua Komisi Eropa di Hamburg seperti dilansir Euronews, Sabtu, 3 Maret 2018 waktu setempat.

Baca:

Perang Dagang, Trump Ancam Naikkan Tarif Impor Mobil Eropa

Trump Ancam Cina Naikkan Tarif untuk Impor Rp 7200 Triliun

Eropa bukan satu-satunya kawasan yang terkena dampak dari aturan Trump ini. Sejumlah negara lain juga merasakan dampak akibat aturan ini yaitu Kanada, Meksiko hingga Cina.

Rencana Trump itu diumumkan setelah dia mengundang sejumlah eksekutif perusahaan baja dan aluminium terkemuka AS ke Gedung Putih untuk membahas soal ini.

Asosiasi Industri Jerman, BDI, menanggapi rencana Trump ini dengan menyebut kebijakan kenaikan tarif impor itu sebagai salah. Seperti dilansir media DW dari Jerman, langkah Trump ini justru menimbulkan konflik perdagangan global dan memicu terjadinya proteksionisme.

“Ini dinilai hanya akan merugikan perusahaan AS sendiri,” kata Dieter Kempf, presiden BDI, seperti dilansir kantor berita Jerman.

Demonstran membakar bendera Amerika Serikat dan Inggris dalam aksi protes selama KTT G7 di Quebec City, Kanada, 7 Juni 2018. Presiden Amerika Donald Trump telah memberlakukan tarif impor tinggi untuk produk baja dan aluminium, termasuk dari negara Uni Eropa dan Kanada. REUTERS/Jonathan Ernst

Sedangkan Asosiasi Perusahaan Baja Jerman menyebut tarif baru yg dikenakan Trump itu secara jelas melanggar peraturan Organisasi Perdagngan Dunia, WTO. Ini akan membuat Eropa menempuh jalur pengaduan ke WTO sesuai mekanisme yang ada.

Trump sempat menyebut bakal mengenakan pengecualian pengenaan kenaikan tarif ini terhadap negara-negara sekutu dan mitra dagang tertentu. Namun, pada akhir Mei 2018, Jean-Claude Juncker mengumumkan retaliasi atau balasan segera atas tarif impor Trump. Ini setelah Trump mengumumkan pengenaan kenaikan tarif impor baja dan aluminium terhadap UE, Kanada, Meksiko dan Cina.

Saat itu Claude Juncker sedang berpidato di Brussel, Belgia, mengenai masa depan Eropa dan kemungkinan perang dagang terjadi. Seorang anggota tim dari Komisi Eropa menginterupsinya dan memberinya sebuah kertas catatan.

“Apa yang bisa mereka lakukan, kita juga bisa melakukan yang sama persis,” kata Claude Juncker dengan tenang setelah membaca catatan itu. Dia juga mengirim sinyal akan langsung mengenakan tarif balasan untuk sejumlah barang impor dari AS.

“Ini hari buruk bagi dunia perdagangan,” kata Claude Juncker. Dia mengatakan Uni Eropa merasa prihatin dengan tarif sepihak AS yang dinilai tidak adil dan melanggar aturan WTO.

“Ini bentuk proteksionisme, sesederhana itu,” kata Claude Juncker. Dia mengatakan ada upaya pembicaraan dua pihak sejak beberapa bulan untuk menyelesaikan masalah ini. “Masalah overkapasitas menjadi inti persoalan. UE bukanlah sumber tapi juga dirugikan oleh kondisi ini,” kata dia sambil menegaskan bersedia berunding dengan AS. “Tapi kami telah menegaskan UE tidak akan berunding di bawah tekanan,” kata dia.

Soal ini, pejabat pemerintah Inggris mengatakan UE adalah sekutu dan seharusnya dikesampingkan dari tarif sepihak AS ini.

“Saya sangat merasa kecewa terhadap keputusan tidak adil oleh AS untuk mengenakan tarif impor terhadap baja dan aluminium dari UE,” kata Theresa May, Perdana Menteri Inggris pada awal Juni 2018.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyebut keputusan Trump itu sebagai ilegal. “Tindakan itu bisa menyebar menjadi eskalasi yang merugikan semua orang,” kata Merkel seperti dilansir NY Times pada 31 Mei 2018.

Asosiasi perdagangan luar negeri National Foreign Trade Council, yang mewakili sejumlah perusahaan eksportir terbesar AS, mengkritik kebijakan Trump. “Ini pertama kalinya kita terlempar dari aturan main baku dengan mitra dagang terbaik kita,” kata Rufus Yerxa, Presiden National Foreign Trade Council.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

14 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

23 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

30 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

35 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

39 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

44 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya