TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump terkejut Harley Davidson adalah perusahaan pertama yang menyerah dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Perusahaan sepeda motor yang bermarkas di Milwaukee mengumumkan pada Senin 25 Juni kemarin, seperti dilaporkan Associated Press, 26 Juni 2018, bahwa mereka akan memindahkan produksi sepeda motor yang dijual di Eropa dari pabrik di AS ke pabrik di luar negeri.
Langkah ini merupakan konsekuensi dari tarif balasan yang dikenakan Uni Eropa atas ekspor Amerika Serikat dalam perang dagang. Ini adalah buntut kebijakan Donald Trump yang pertama kali mengenakan tarif pada baja dan aluminium dari Uni Eropa dan negara lain.
Baca: Hindari Tarif UE, Harley Davidson Pindahkan Pabrik ke Luar Negeri
"Saya terkejut bahwa Harley-Davidson, dari semua perusahaan AS, akan menjadi yang pertama mengibarkan Bendera Putih. Saya berjuang keras untuk mereka dan pada akhirnya mereka tidak akan membayar tarif yang dijual ke Uni Eropa yang telah sangat merugikan kami dalam perdagangan, turun US$ 151 Miliar atau Rp 2100 triliun. Pajak hanyalah alasan Harley, bersabarlah!" tulis Donald Trump di Twitternya.
Donald Trump mengecam Harley Davidson setelah pembuat sepeda motor mengatakan akan memindahkan produksi untuk pelanggan Eropa di luar negeri untuk menghindari tarif balasan yang bisa menghabiskan biaya hingga US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun per tahun.
Sejumlah motor Harley-Davidson diparkir di luar Museum Harley-Davidson di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, Sabtu (31/8). REUTERS/Sara Stathas
Baca: Trump Mau Kenakan Tarif Impor Mobil, Uni Eropa Bakal Lakukan Ini
Dilaporkan Reuters, 26 Juni 2018, saham Harley Davidson ditutup turun hampir 6 persen dan analis memangkas perkiraan laba mereka pada khawatir tentang seberapa cepat perusahaan akan dapat beradaptasi dengan bea impor 25 persen Uni Eropa yang diberlakukan pada 22 Juni.
Amerika Serikat awal bulan ini mengenakan tarif pada impor baja dan aluminium dari Uni Eropa, memprovokasi respon dari blok perdagangan negara sekutu terhadap barang-barang AS.
Akibat pemberlakuan ini, perusahaan Milwaukee, Wisconsin yang berusia 115 tahun mengatakan bahwa tarif balasan akan menghasilkan biaya tambahan sekitar $ 2.200 atau Rp 31 juta per sepeda motor rata-rata yang diekspor dari Amerika Serikat ke Uni Eropa, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang biaya sepeda motor saat ini.
Motor Harley Davidson yang masuk di Prancis saat ini dikenakan tarif bea US$ 8.766 atau Rp 124 juta. Perusahaan memperkirakan tarif akan menghasilkan biaya tambahan sebesar US$ 30 juta atau Rp 425 miliar hingga US$ 45 juta untuk sisa 2018 dan US$ 80 juta atau Rp 638 juta hingga US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun setiap tahunnya.
Sebelumnya Donald Trump bersumpah untuk membuat pembuat sepeda motor ikonik, Harley Davidson, kembali berjaya ketika dia menjabat presiden tahun lalu. Namun sejak itu perusahaan telah menghitung biaya kebijakan perdagangannya.
Pada akhir April, Harley mengatakan tarif logam Trump akan menggelembungkan biayanya sebesar US$ 15 juta atau Rp 213 miliar hingga US$ 20 juta atau Rp 284 miliar tahun ini di atas harga bahan baku yang sudah naik pada awal tahun.
Baca: Tindakan Balasan, Amerika Serikat Dihantam Tarif Baja Uni Eropa
Harley Davidson telah menargetkan meningkatkan penjualan sepeda motor luar negeri tahunan ke angka 50 persen dibanding sebelumnya yang berkisar sekitar 43 persen.
Pada Januari, Harley Davidson menutup pabrik di Kansas City, Missouri, setelah pengiriman sepeda motor jatuh ke level terendah dalam enam tahun terakhir.
Seorang model berpose di atas motor terbaru Harley Davidson Street 750 dalam pameran motor Intermot 2014 di Cologne, Jerman, 30 September 2014. (Marc Pfitzenreuter/Getty Images)
Pada 2017, Harley Davidson menjual hampir 40.000 sepeda motor baru di Eropa yang menyumbang lebih dari 16 persen dari penjualan perusahaan. Pendapatan dari negara-negara Uni Eropa berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat.
Harley Davidson mengatakan meningkatkan produksi di luar negeri bisa memakan waktu setidaknya sembilan hingga 18 bulan. Harley Davidson sendiri memiliki tiga pabrik perakitan di luar Amerika Serikat, masing-masing di Brasil, India dan Thailand.
Baca: Perang Dagang, Trump Bakal Larang Ekspor Teknologi ke Cina
Perusahaan memutuskan untuk membangun pabrik di Thailand setelah Donald Trump menarik diri dari Trans-Pacific Partnership, yang akan menurunkan tarif impor pada sepeda motornya di beberapa pasar sepeda motor yang tumbuh paling cepat di Asia. Perusahaan itu mengatakan akan memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana terkait tarif ketika dalam laporan laba kuartal kedua pada 24 Juli.
Saham Harley Davidson telah kehilangan sekitar 9 persen sejak awal Maret ketika perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa dimulai, dan turun lebih dari 18 persen sejak akhir Desember 2017.