Dikecam Kiri - Kanan, Trump Hentikan Pemisahan Anak Imigran

Editor

Budi Riza

Kamis, 21 Juni 2018 11:40 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan pemisahan orang tua imigran dan anak mereka di perbatasan AS -- Meksiko. AP/Pablo Martinez Monsivais

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya membatalkan kebijakan memisahkan anak imigran dari orang tuanya yang tertangkap petugas saat memasuki negara itu tanpa dokumen.

Trump melakukan ini setelah mendapat berbagai kritik hingga kecaman dari berbagai pihak termasuk para tokoh Partai Republik.

Baca:

Dikritik Soal Pemisahan Anak Imigran, Trump Salahkan Demokrat

Advertising
Advertising

5 Ibu Negara Amerika Mengecam Kebijakan Imigran Trump

“Ini tentang menjaga agar keluarga (imigran) tetap bisa bersama sambil memastikan perbatasan terjaga dengan kuat,” kata Trump seperti dilansir media NBC News, Rabu, 20 Juni 2018.

Kebijakan Trump memisahkan anak-anak dari orang tua imigran tanpa dokumen memanen penolakan dan kemarahan dari berbagai kalangan dalam dan luar negeri.

Anak-anak ikut dalam aksi demo di depan kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Miramar, Florida, 1 Juni 2018. Langkah Donald Trump memisahkan para orang tua imigran dari anak-anaknya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menarik kecaman dari PBB, uskup Katolik Roma, dan kelompok kemanusiaan lain. AP

Apalagi muncul sejumlah foto dan video yang menunjukkan anak-anak para imigran dikurung dalam ruangan kawat di sejumlah fasilitas penanganan. Sejumlah anak-anak itu duduk di lantai beton dan terlihat menangis ketakutan.

Baca:

2000 Anak Terpisah dari Orang Tua Akibat Kebijakan Imigrasi Trump

Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka

Trump lalu menandatangani perintah eksekutif yang membolehkan keluarga imigran tetap ditahan bersama anak-anak mereka saat menjalani proses hukum.

Sekitar 2000 anak-anak imigran ditahan dalam sel khusus berkawat sejak awal April 2018 ketika Trump mengeluarkan kebijakan ‘Toleransi Nol’ terhadap imigran ilegal. Petugas lalu memisahkan orang tua imigran dari anak-anak mereka meskipun anak-anak itu tergolong balita.

Penghuni di Casa Padre, tempat penampungan imigran anak di bawah umur tanpa pendampingan, di Brownsville, Texas, Amerika Serikat, 14 Juni 2018. Dalam kebijakan ini, anak-anak imigran gelap dipisahkan dari orang tua mereka. REUTERS

Reuters melansir pemerintahan Trump masih menghadapi tantangan legalitas karena adanya perintah pengadilan soal batasan 20 hari mengenai waktu penahanan anak-anak oleh petugas imigrasi. Ini memicu kritik baru terhadap kebijakan keras Trump soal imigrasi, yang merupakan salah satu janji kampanyenya saat pemilihan Presiden 2016.

Petugas di lapangan mengaku belum tahu apakah proses pemisahan anak dari orang tua imigran akan segera berakhir dengan keluarnya perintah eksekutif Trump.

“Ini masih sangat awal dan kami menunggu panduan lebih lanjut mengenai imigran ini,” kata Brian Marriott, yang merupakan juru bicara Administrasi Anak dan Keluarga dari Departemen Layanan Manusia dan Kesehatan.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

14 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

23 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

30 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

35 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

39 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

44 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya