Trump Batal Bertemu Kim Jong Un, Moon Jae-in Bilang ...

Editor

Budi Riza

Jumat, 25 Mei 2018 10:19 WIB

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menggelar rapat kabinet dadakan menyusul pembatalan sepihak rencana pertemuan puncak AS dan Korea Utara oleh Presiden Donald Trump. Yonhap via Korea Herald

TEMPO.CO, Seoul – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengungkapkan kekecewaannya atas pembatalan pertemuan puncak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.

Moon mendesak pemimpin AS dan Korea Utara untuk segera bertemu membahas kembali rencana pertemuan puncak, yang awalnya dijadwalkan akan digelar di Singapura pada 12 Juni 2018.

Baca: Trump Batalkan KTT dengan Kim Jong Un, Korea Utara Bilang ...

Advertising
Advertising

“Mungkin sulit untuk menyelesaikan isu diplomatik yang sensitif dan rumit menggunakan metode komunikasi yang saat ini digunakan. Saya berharap (kedua negara) akan menyelesaikan isu-isu ini dengan cara lebih langsung dan dialog yang lebih dekat antara kedua pemimpin,” kata Moon seperti disampaikan juru bicara kepresidenan, Yoon Young-chan, seperti dilansir Korea Herald, Jumat pagi, 25 Mei 2018.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengangkat tangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat penandatangan kesepakatan di Rumah Perdamaian di desa Panmunjom di zona gencatan senjata, 27 April 2018. . (Korea Summit Press Pool via AP)

Moon, yang berperan sebagai mediator pertemuan puncak antara Trump dan Kim berharap AS dan Korea Utara akan meningkatkan upaya untuk denuklirisasi penuh Semenanjung Korea dan menciptakan perdamaian permanen di kawasan ini.

Baca: Trump Batalkan Pertemuan Puncak dengan Kim Jong Un, kenapa?

“Proses denuklirisasi dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea adalah tugas bersejarah yang tidak bisa ditinggalkan ataupun ditunda,” kata Moon seperti diungkap juru bicara kepresidenan dalam rapat darurat yang digelar di Gedung Biru, Korea Selatan.

Seperti dilansir Reuters, Trump membatalkan pertemuan dengan Kim secara tiba-tiba dengan mengirim surat, yang dipublikasikan Gedung Putih. Trump mengatakan kemarahan besar dan sikap bermusuhan yang ditunjukan baru-baru ini oleh Korea Utara membuat pelaksanaan pertemuan puncak itu tidak tepat untuk dilaksanakan sesuai rencana.

Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan pemimpin tertinggi Korea Utara (kanan)

“Ini adalah sebuah kemunduran besar bagi Korea Utara dan dunia,” kata Trump. Namun, dia berharap masih bisa bertemu dengan Kim pada waktu berikutnya.

Menanggapi ini, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan, mengatakan negara itu masih terbuka untuk menyelesaikan isu dengan Amerika Serikat kapanpun dan dengan mekanisme apapun.

“Kami menghargai dengan tinggi upaya Presiden Trump, yang belum pernah dilakukan Presiden lainnya, untuk menciptakan pertemuan puncak Korea Utara – AS,” kata Kim Kye seperti dilansir kantor berita Korea Utara KCNA dan dikutip Straits Times, Jumat, 25 Mei 2018.

“Kami sudah sampaikan kepada pemerintah AS sekali lagi bahwa kami terbuka untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada kapanpun dan dengan cara apapun.”

KCNA melaporkan keputusan Trump untuk membatalkan pertemuan itu secara sepihak tidak sejalan dengan keinginan dunia. Media yang dikontrol pemerintah Korea Utara itu juga menyebut Kim Jong Un telah membuat upaya maksimal untuk menggelar pertemuan puncak dengan Trump.

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

6 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

10 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

11 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

14 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

18 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

21 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

26 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

31 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya