TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Kelompok Amnesty International mengatakan polisi militer Brasil bertanggung jawab untuk lebih dari 1.500 kematian di kota Rio de Janeiro dalam lima tahun terakhir. Amnesty mengatakan telah menemukan bukti bahwa pembunuhan yang dilakukan polisi sering kali ilegal. Polisi menembak tersangka yang telah menyerah atau terluka.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan setahun sebelum Rio akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2016, Amnesty mengatakan polisi telah memotong bagian penting dari generasi miskin, orang muda dan laki-laki kulit hitam.
Menurut statistik yang dirilis oleh Amnesty, hampir 16 persen dari total kasus pembunuhan yang terdaftar di kota dalam lima tahun terakhir terjadi di tangan polisi yang sedang bertugas. Pada 2012 lebih dari 50 persen dari korban pembunuhan yang berusia antara 15 sampai 29 tahun, dan 77 persen dari mereka adalah kulit hitam.
Amnesty juga mengatakan bahwa insiden pembunuhan oleh polisi jarang diselidiki dan mereka yang bertanggung jawab jarang menghadapi pengadilan.
Seperti yang dilansir BBC pada 3 Agustus 2015, Atila Roque, Direktur Amnesty International Brazil, mengatakan strategi negara untuk mengatasi narkoba dan masalah kekerasan sangat "menyedihkan dan meninggalkan jejak penderitaan dan kehancuran".
Belum ada tanggapan dari polisi militer Brasil terkait laporan Amnesty internasional tersebut. Sebelum Amnesty menerbitkan laporan tersebut, polisi terlebih dahulu mengatakan bahwa jumlah petugas tewas juga sangat tinggi. Menurut Serikat Sipil Polisi Sindpol, di Rio de Janeiro saja, 114 polisi tewas pada 2014.
BBC|YON DEMA