TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Presiden Brasil Michel Temer mengerahkan sekitar 200 tentara ke Negara Bagian Espirito Santo, yang tengah dilanda kekacauan hebat akibat aksi mogok yang dilakukan polisi. Kekacauan pun tak terhindarkan, terutama di Ibu Kota Vitoria. Di sana, para penjahat bebas melakukan perampokan, pembunuhan, dan kejahatan pemerkosaan.
Kondisi di wilayah tenggara Brasil itu bagaikan suasana dalam film The Purge, yang bercerita tentang orang awam mengambil kesempatan melakukan kejahatan tanpa kehadiran pemerintah.
Baca juga:
Bentrokan di Penjara Brasil, 7 Narapidana Kepalanya Dipenggal
Facebook dan Twitter Bantu Brasil Tangkap Pelaku Teror
Media Brasil melaporkan, kejahatan di Espirito Santo, negara bagian yang berbatasan dengan Rio de Janeiro, meningkat mulai akhir pekan lalu, setelah polisi mogok kerja karena tidak mendapat kenaikan gaji.
Seperti yang dilansir BBC pada 7 Februari 2017, para polisi tersebut menuntut upah yang lebih baik, termasuk membayar tambahan untuk lembur dan uang bahaya.
Toko-toko dijarah, jenazah bersimbah darah terlihat di mana-mana, dan bus dibakar hanya dua hari setelah pemogokan dimulai. Para petugas mulai berhenti berpatroli di jalan-jalan kota pada Sabtu pagi, akhir pekan lalu.
Krisis keuangan Brasil menyebabkan banyak masalah muncul. Misalnya, pemerintah pusat sendiri kini kesulitan membayar gaji pegawainya, termasuk polisi, guru, dan dokter.
BBC melaporkan hingga 51 orang terbunuh sejak kekacauan dimulai di Espirito Santo, negara bagian berpenduduk 3,9 juta orang, terutama di Kota Vitoria, yang berpenduduk dua juta orang.
Banyak anggota geng yang turun di jalanan dengan membawa parang atau senjata api. Mereka merampok toko serta membakar bus dan menembaki orang yang berada di jalanan.
”Penjahat melepaskan tembakan secara acak ke masyarakat di jalanan,” kata seorang warga kepada The Sun.
Sekolah ditutup, kantor pemerintah pun tak beroperasi, termasuk klinik. Masyarakat mengurung diri dalam rumah.
Kepala keamanan negara bagian itu, Andre Garcia, mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa kepala polisi telah diganti, dan komandan baru telah bertugas untuk memulihkan ketertiban dan keamanan.
BBC | THE SUN | YON DEMA