TEMPO.CO, Pyongyang—Pemerintah Korea Utara dilaporkan kembali melakukan uji coba nuklir ke-6 hari ini, menyusul guncangan seismik di dekat lokasi pengujian rudal dan nuklir.
Hal ini diungkapkan pemerintah Korea Selatan seperti dilansir The Washington Post, Ahad 3 September 2017.
Jika benar, maka uji coba nuklir ini merupakan yang pertama sejak Donald Trump berkuasa sebagai presiden Amerika Serikat, dan hanya berselang jam menjelang pembukaan pertemuan negara-negara BRICS di Cina.
Badan US Geological Survey menyatakan guncangan gempa sebesar 6,3 terjadi tepat tengah hari waktu setempat di lokasi tempat pengujian nuklir. Uji coba nuklir terakhir negara tersebut juga dilaksanakan pada jam yang sama.
Baca: Korea Utara Klaim Kembangkan Bom Hidrogen untuk ICBM
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in langsung menggelar sidang darurat. Sementara Perdana menteri Jepang Shonzou Abe menegaskan pihaknya tidak akan menoleransi uji nuklir dari Korea Utara lagi.
Trump dan Abe berbicara melalui telepon mengenai "peningkatan ancaman" Korea Utara, yang dua kali menguji rudal balistik antarbenua pada Juli pada Sabtu lalu.
"Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya kerja sama erat antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan dalam menghadapi peningkatan ancaman dari Korea Utara" menurut pernyataan Gedung Putih.
Beberapa jam sebelumnya, kantor berita Korea Utara, KCNA, melansir pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menginspeksi pengembangan hulu ledak bom hidrogen di Insitut Senjata Nuklir.
Korea Utara mengklaim berhasil mengembangkan bom hidrogen atau bom H yang dapat dijadikan hulu ledak pada rudal balistik antarbenua atau ICBM.
THE WASHINGTON POST | AP | SITA PLANASARI AQUADINI