TEMPO.CO, Moskow - Kremlin berencana membangun sebuah klinik kesehatan yang dikhususkan untuk Presiden Vladimir Putin dan beberapa pejabat senior Rusia. Hal itu tertuang dalam dokumen yang diperoleh dari sumber-sumber medis yang dekat dengan proyek tersebut.
Seperti yang dilansir Reuters pada Jumat, 20 Januari 2017, bangunan itu terdiri atas tiga lantai dan dibangun dekat Rumah Sakit Klinik Central Kremlin di pinggiran Kota Moskow.
Baca juga:
Curhat kepada Buruh, Putin Ingin Pensiun Lalu Travelling
Putin, Trump, dan Duterte, Manusia Paling Berkuasa di Dunia 2016
Putin Mundur sebagai Presiden Rusia Tahun 2017, Mengapa?
Bangunan itu sendiri akan memiliki ruang untuk 10 pasien rawat inap yang disediakan untuk presiden, perdana menteri, dan pejabat senior lain, sesuai dengan desain dan perencanaan dokumen.
Pembangunan klinik itu diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 48,1 juta (Rp 643,3 miliar). Klinik akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, seperti kamar VIP, kolam renang, kamar pasien yang bisa digunakan untuk mengadakan pertemuan, dan ruang untuk pembantu.
Klinik juga akan dilengkapi dengan sistem komunikasi canggih untuk memastikan pasien dapat tetap berhubungan dengan aman dalam keadaan darurat.
Departemen Manajemen Properti Kremlin, ketika dihubungi Reuters, membenarkan bahwa klinik sedang dibangun. Namun tidak hanya digunakan untuk Presiden dan Perdana Menteri, tapi ratusan pejabat negara yang tengah sakit ketika masih menjabat.
Selama ini pejabat negara yang sakit selalu dirawat di Rumah Sakit Klinik Central sejak masa Uni Soviet. Namun, dalam dua dekade terakhir, beberapa elite Rusia telah mencari pengobatan di luar negeri, karena menganggap dokter di rumah sakit itu kurang mutakhir.
Kini, ketika terjadi ketegangan antara Rusia dengan Barat, para pejabat tinggi diminta untuk mengecek kesehatannya di dalam negeri. Hal itu untuk menghindarkan hal yang tidak diinginkan terjadi pada mereka.
Putin yang telah berusia 64 tahun, serta beberapa orang dekatnya yang juga telah mencapai usia yang sama, secara statistik lebih rentan terkena penyakit sehingga sangat membutuhkan perawatan medis yang lebih baik.
REUTERS|YON DEMA