TEMPO.CO, London- Pendiri WikiLeaks Julian Assange menyatakan Hillary Clinton, calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat menerima dana dari sumber yang sama yang diterima kelompok teroris ISIS.
Assange menyatakan itu berdasarkan satu email bertahun 2014 yang ia ungkap ke publik bulan lalu. Dalam email itu, Hillary Clinton yang menjabat sebagai menteri luar negeri AS saat itu mendesak penasehat Presiden AS Barack Obama, John Podesta, untuk menekan Qater dan Arab Saudi untuk memberikan dukungan dana dan logistik ke ISIS dan kelompok radikal Sunni lainnya.
Baca Juga:
"Saya pikir email ini merupakan yang paling significak dari seluruh koleksi," kata Assange saat diwawancarai dalam acara John Pilger Special yang diadakan oleh Darmouth Film dan ditayangkan eksklusif oleh Russia Today, 4 November 2016.
Baca:
EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit
Antisipasi Nuklir Korea Utara, Amerika Luncurkan Senjata Rahasia
Menurut Assange semua analis serius mengetahui bahkan pemerintah AS telah menyetujui bahwa sejumlah orang warga Arab Saudi telah mendukung dan mendanai ISIS.
Assange yang saat ini tinggal di Inggris melanjutkan, terjadi konflik kepentingan antara negara-negara penyandang dana untuk ISIS dengan Hillary Clinton yang menjabat menteri luar negeri AS. Sebab, Yayasan Clinton yang didirikan suaminya, Bill Clinton juga menerima dan dari Arab Saudi, Qatar, Maroko, Bahrain. "Khususnya yang dua nama pertama, memberikan semua dananya untuk Yayasan Clinton saat Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri.
"Dan Departemen Luar Negeri menyetujui penjualan senjata masif khususnya ke Arab Saudi," kata John Pilger yang dibenarkan Assange.
"Di masa Hillary Clinton, dan email-email Clinton mengungkap dikusi signifikan tentang hal itu. Kesepakatan penjualan senjata yang terbesar yang pernah ada di dunia dilakukan dengan Arab Saudi, lebih dari US$ 80 juta. Di masa jabatannya, total nilai ekspor senjata AS membengkak dua kali lipat," ujar Assange.
Assange pun membenarkan penegasan Jon Pilger dalam diskusi selama 25 menit, bahwa konsekwensinya adalah kelompok ISIS diciptakan dengan uang dari orang-orang yang memberikan dananya ke Yayasan Clinton.
Lalu bagaimana peluang pesaing utama Hillary Clinton untuk pemilihan presiden tanggal 8 November mendatang? Assange yang awalnya dicurigai membongkar isu ini untuk mendukung Trump, menjawab: analisa saya Trump tidak diizinkan untuk menang.
Assange beralasan, Trump pernah memiliki setiap usaha di pihaknya. Namun sekarang tidak punya satupun, kecuali Evangelicals."Bank, intelijen, perusahaan senjata, uang asing dan seterusnya bersatu di belakang Hillary Clinton. Dan juga media. Pemilik media, dan wartawannya."
RUSSIA TODAY | MARIA RITA