TEMPO.CO, Jakarta - Ulama sekaligus pengusaha asal Turki, Fethullah Gulen, meminta lembaga internasional menyelidiki keterlibatannya dalam upaya kudeta pada 15 Juli 2016, seperti tuduhan pemerintah Turki.
Kepada CNN, Gulen mengatakan dia siap dijatuhi hukuman bahkan siap dihukum gantung jika terbukti terlibat menjatuhkan pemerintah Recep Tayyib Erdogan.
"Andaikan ada sesuatu yang saya katakan tentang ini secara lisan, jika ada pembicaraan telepon, jika sepersepuluh dari tuduhan ini benar, saya akan membungkukkan leher saya untuk mengatakan, 'Mereka mengatakan kebenaran. Biarkan mereka mengambil saya. Biarkah mereka menggantung saya’," kata Gulen menanggapi tudingan Erdogan terhadap dirinya sebagai otak dari upaya kudeta berdarah di Turki.
Pria 77 tahun yang mengasingkan diri ke Saylorsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 1999 itu berkukuh membantah terlibat dalam upaya kudeta yang menewaskan sekitar 270 orang dan lebih dari 2.000 orang terluka. Upaya kudeta yang gagal ini juga mendorong terjadinya penangkapan ribuan orang serta pemecatan sejumlah pejabat tinggi militer dan pejabat publik.
Menurut Gulen, upaya kudeta itu lebih mirip film Hollywood ketimbang kudeta militer. "Mirip seperti skenario pementasan. Ini dipahami dari apa yang terlihat bahwa mereka mempersiapkan tempat untuk mewujudkan apa yang telah mereka rancang," ujar Gulen.
Gulen merupakan musuh politik Erdogan. Gulen adalah pemimpin gerakan masyarakat yang disebut Hizmet, tapi pemerintah Turki menuding gerakan ini sebagai Organisasi Teroris Fethullah Gulen.
Para pendukung Gulen menggambarkan dia sebagai ulama muslim moderat yang mengusung dialog antar-agama. Sejumlah tayangan video menunjukkan pertemuan Gulen dengan Paus Yohannes Paulus II di Vatikan pada 1990-an. Dia juga sering bertemu para imam Yahudi dan pendeta-pendeta Kristen di Turki.
Lembaga swadaya masyarakat yang didirikan gerakan Hizmut mendirikan ratusan sekolah, pusat-pusat pelatihan gratis, rumah sakit, dan lembaga bantuan kemanusiaan. Jaringan sekolah dan universitas yang didirikan gerakan Hizmut menggurita hingga ke lebih dari seratus negara.
Di Turki, gerakan relawan Gulen atau Hizmut juga memiliki jaringan televisi, surat kabar dengan oplah terbesar di negara itu, tambang emas, dan bank.
Pemerintah Turki secara resmi sudah meminta Amerika Serikat mengekstradisi Gulen atas tuduhan terlibat kudeta. Amerika Serikat meminta Turki menyerahkan bukti resmi tentang tudingan itu.
CNN | MARIA RITA