TEMPO.CO, Ankara – Pemerintah Turki telah memberikan daftar 84 orang anggota dari Fetullah Terrorist Organization atau FETO kepada pemerintah Amerika Serikat.
Baca:
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan negaranya menginginkan agar AS mau mengekstradisi para anggota FETO ini.
Cavusoglu mengatakan dia telah memberikan nama itu kepada Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, saat bertemu di Washington DC kemarin. Daftar nama itu termasuk Fethullah Gulen, yang dituding menjadi tokoh pemimpin gerakan ini. Gulen telah membantah terlibat dalam upaya kudeta gagal pada 2016.
“Kami telah memberikan daftar ini yang berisi nama orang-orang yang kami minta agar diekstradisi dari AS,” kata Cavusoglu kepada media seperti dilansir Aljazeera dan Anadolu pada Rabu, 21 November 2018 waktu setempat.
Baca:
Cavusoglu menjelaskan Presiden AS, Donald Trump, meminta pemerintah Turki untuk menyerahkan daftar nama ini saat bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini.
“Saya telah serahkan daftar nama itu kepada Pompeo dan John Bolton,” kata Cavusoglu. Bolton merupakan penasehat keamanan nasional di Gedung Putih.
Had a frank meeting with #US Secretary of State Mike Pompeo on sensitive issues like fight against PKK/YPG, #Turkey’s expectations regarding FETO and Khashoggi murder. @SecPompeo pic.twitter.com/BAgAq6qosr
— Mevlüt Çavuolu (@MevlutCavusoglu) November 20, 2018
Pada pekan lalu, media NBC News melaporkan Gedung Putih mencari cara untuk mengekstradisi Gulen untuk meredakan tekanan Turki kepada Arab Saudi, yang merupakan sekutu dekat AS, terkait kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Baca:
Khashoggi tewas di kantor Konjen Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018 karena dibutuh tim pembunuh yang dikirim Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi. Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum Saudi, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, telah dicopot dari jabatannya pasca terungkapnya kasus pembunuhan brutal yang telah menggemparkan dunia ini.
Terkait permintaan ekstradisi Gulen ini, Trump mengatakan belum mempertimbangkannya. Trump mengatakan Erdogan merupakan temannya. “Dia orang yang kuat, dan teguh, dan orang yang cerdas. Jadi apapun yang dapat kita lakukan akan kami lakukan… Tapi pada saat ini? Tidak,” kata Trump soal permintaan ekstradisi Gulen.
Baca:
Hubungan AS dan Turki sempat menegang setelah Ankara menolak membebaskan seorang pastor yang diduga terlibat dalam upaya kudeta pada 2016. Namun, hubungan ini kembali menghangat setelah Turki membebaskan pastor Andrew Brunson beberapa waktu lalu.