TEMPO.CO, Kabul - Jet tempur Amerika Serikat menghancurkan stasiun radio yang dioperasikan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kawasan terpencil di timur Afganistan, Senin, 1 Februari 2016. Menurut seorang pejabat militer AS yang tak bersedia disebutkan namanya, radio Suara Khalifah luluh-lantak setelah dihajar dua pesawat perang.
Juru bicara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afganistan, Kolonel Mike Lawhorn, mengatakan pasukan AS melakukan serangan udara anti-terorisme pada Senin dinihari, 1 Februari 2016, waktu setempat di Distrik Achin, sebelah timur Provinsi Nangarhar.
Informasi yang diperoleh Al Arabiya News menyebutkan radio ini digunakan untuk menggelorakan perjuangan ISIS serta menyeru masyarakat agar bergabung dengan ISIS. Stasiun penyiaran ini juga digunakan untuk mengancam wartawan di ibu kota Provinsi Jalalabad.
Sejumlah pejabat Afganistan meyakini stasiun radio ini dioperasikan melalui stasiun bergerak sehingga mudah dipindahkan atau melintasi pegunungan di perbatasan Pakistan. Stasiun radio ini berdiri pada 2015, menyusul pertempuran sengit berbulan-bulan antara kelompok militan ISIS dan Taliban.
Radio merupakan media yang sangat berpengaruh di Afganistan karena hampir semua warga tidak memiliki televisi dan hanya 10 persen penduduk Afganistan yang bisa mengakses Internet. Setiap orang di Afganistan mengoperasikan radio melalui 175 stasiun yang beroperasi di seluruh negara.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN