TEMPO.CO, Stockholm - Swedia dianggap negara yang paling ramah terhadap seorang suami yang istrinya baru melahirkan. Bagaimana tidak, selama ini negara Skandinavia itu telah memberlakukan aturan pemberian cuti kepada ayah baru selama 60 hari.
Dan sebagaimana dilansir dari laman Channel News Asia, 26 Oktober, memasuki tahun 2016, negara akan menambah satu bulan lagi - menjadi tiga bulan - liburan pada pria yang istrinya baru melahirkan.
Selain itu, sistem cuti Swedia pada orangtua juga adalah salah satu yang paling dermawan di dunia, dengan 480 hari cuti diberikan pada orang tua untuk digunakan merawat anak-anak mereka.
Dikatakan, dari 480 hari, selama 60 hari, anak wajib menjadi urusan ayah dan tidak boleh dialihkan ke ibunya. Dan untuk sisa 360 hari, ayah dan ibu dapat berbagi tetapi ayah didorong untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka.
Namun, keunikan aturan cuti Swedia tidak hanya terletak dalam hal banyaknya waktu yang didapat orang tua. Sistem cuti itu juga memberi fleksibilitas orang tua dalam memilih siapa yang berfokus pada bayi dan yang berfokus pada karir.
Per Karlsson, ayah dari putra lima tahun dan putri tiga tahun, mengakui bahwa sistem itu membuat struktur keluarga menjadi lebih dinamis.
"Saya benar-benar mencintai berada di rumah bersama anak-anak. Saya tidak keberatan bekerja tapi karena itu (aturan) berhasil untuk membuat saya tinggal di rumah, maka itulah yang kami lakukan. Saya tidak punya masalah dengan itu," katanya.
Selain bahwa orang tua bisa mengatur dinamika bagaimana dan siapa yang harus mengurus anak, aturan itu juga memungkinkan upah yang sama dan keseimbangan gender.
Sampai tahun 1970-an dan 1980-an, masih ada stereotipe budaya umum bahwa laki-laki adalah pencari nafkah dan perempuan adalah ibu rumah tangga.
Stereotip inilah yang membuat wanita kehilangan kesempatan untuk bekerja sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Sebuah studi pemerintah Swedia menunjukkan bahwa untuk setiap bulan saat perawatan anak dilakukan oleh ayah, gaji tahunan ibu dapat meningkat hingga 7 persen.
Mempersempit kesenjangan upah gender telah membantu Swedia menjadi yang negara keempat yang memiliki kesetaraan gender paling baik di dunia.
"Dengan melakukan ini, kedua orang tua dianggap sederajat, bertindak sebagai partner bukan hanya seperti yang Anda tahu, 'ayah membantu ibu'," kata Ida Viklund, peneliti dari Universitas Stockholm.
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA