TEMPO.CO, Brussels -Seorang putri Kerajaan Uni Emirat Arab bersama tujuh anaknya dilaporkan pelayannya ke aparat polisi Belgia karena diperlakukan tidak manusiawi dan menjadi korban perdagangan manusia.
Pelayan perempuan ini nekad melarikan diri dari kamar mewah hotel Conrad di Brussels, Belgia dan melaporkan majikannya, putri Sheikha al-Nahyan dan tujuh anak perempuannya kepada polisi.
Polisi Belgia bertindak cepat dengan melakukan investigasi dan menemukan para pelayan hidup dalam kondisi tak manusiawi di kamar hotel mewah itu.
Keluarga al-Nahyan merupakan keluarga yang sangat berpengaruh di Uni Emirat Arab. Putri Sheika al-Nahyan dan putri-putrinya biasa berkunjung ke Belgia dengan membawa sedikitnya 20 pelayan. Seluruh pelayan perempuan ini bertugas melayani kebutuhan mereka selama 24 jam sehari.
Kepada polisi, pelayan ini menjelaskan dirinya dan rekan-rekannya bekerja sepanjang hari tanpa diberi makanan yang cukup, tidak diberi tempat tidur untuk merebahkan diri, bahkan tidak memiliki visa.
Pengakuan pelayan itu sesuai dengan hasil investigasi polisi Belgia. Sehingga putri Sheikha al-Nahyan dan tujuh putrinya dituduh mencederai undang-undang tenaga kerja dan perdagangan manusia.
Juru bicara organisasi hak asasi manusia Belgia, Myria membenarkan pernyataan pelayan keluarga kerajaan Uni Emirat Arab itu.
"Para pelayan tidak digaji, mereka bekerja siang hingga malam dan terpaksa tidur di lantai. Putri-putri itu membentak mereka dan kerap melecehkan mereka," kata Myria kepada Deutsche Welle.
Sehingga Myria mendukung pengadilan Belgia untuk mengambil kesempatan ini untuk mengadili delapan putri kerajaan Uni Emirat Arab.
"Jika pengadilan memutuskan ada bukti cukup untuk mendukung dakwaan perdagangan manusia, tertuduh dapat dihukum membayar kompensasi kepada para pekerjannya dan dihukum penjara," kata Myria.
Namun, mengutip dari Independent,12 Mei 2017, kasus ini akan sulit ditangani oleh penegak hukum. Pasalnya, selain para putri itu merupakan salah satu keluarga yang paling berpengaruh di Uni Emirat Arab, suami sang putri yakni Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan merupakan pemilik klub sepak bola Manchester City.
Hal lain yang akan jadi masalah, menurut Myria adalah kasus memperlakukan semena-mena pelayannya dan perdagangan manusia sudah berlangsung bertahun-tahun, sehingga jika pun para putri Uni Emirat Arab itu terbukti bersalah, maka vonisnya bakal sangat ringan.
INDEPENDENT | DEUTSCHE WELLE | MARIA RITA