TEMPO.CO, Jakarta - Israel menuduh 12 dari 13.000 pegawai UNRWA di Jalur Gaza mengambil bagian dalam serangan pimpinan Hamas terhadap Israel tahun lalu. Klaim tersebut muncul ketika Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza, dan setelah bertahun-tahun Israel menyerukan agar badan tersebut dibubarkan.
Enam belas negara langsung menangguhkan pendanaan mereka kepada badan tersebut menyusul tuduhan Israel, termasuk para donor teratas seperti Amerika Serikat dan Jerman. Namun empat negara Eropa ini tetap memantapkan tekad untuk memberi pendanaan bagi UNRWA.
Baca Juga:
Belgia
Belgia akan terus memberikan bantuan keuangan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), Wakil Perdana Menteri Petra De Sutter mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis pekan lalu.
"Belgia akan terus mendanai UNRWA. Badan ini tidak tergantikan dalam memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak dan krusial di Gaza," kata De Sutter di X.
Ia menambahkan bahwa Belgia akan memantau dengan seksama penyelidikan internal PBB dan bahwa UNRWA harus memberikan transparansi penuh.
Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah, "Pengungkapan baru-baru ini tentang UNRWA sangat serius dan mengkhawatirkan. Penyelidikan harus dilakukan secara menyeluruh. Semua fakta harus terungkap. Belgia akan terus membantu warga sipil Palestina dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan sampai ke tangan mereka."
Norwegia
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengumumkan pada Rabu, 7 Februari 2024, bahwa Oslo akan memberikan dana sekitar US$26 juta kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) untuk membantu pengungsi Palestina.
“Saya senang bahwa kami dapat mentransfer NOK 275 juta (US$26 juta) hari ini untuk upaya organisasi tersebut dalam membantu pengungsi Palestina,” kata Menteri Eide dalam sebuah pernyataan, seraya menyebutkan bahwa “dana dari Norwegia akan digunakan untuk upaya UNRWA dalam memberikan bantuan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan di Lebanon, Suriah, dan Yordania.”
Eide menekankan bahwa “sangat mustahil bagi Norwegia untuk mundur dari komitmen ini, pada saat Gaza pada dasarnya berada dalam kehancuran.”
Dia menggarisbawahi bahwa badan PBB tersebut berada dalam “situasi keuangan yang kritis,” dan menambahkan bahwa “dukungan kami terhadap upaya UNRWA menjadi lebih penting dari sebelumnya” karena lembaga ini adalah “tulang punggung upaya kemanusiaan di Gaza.”