TEMPO.CO, Pyongyang -Korea Utara bertekad menggunakan kekuatan militer jika Amerika Serikat bertindak saat mengerahkan armada tempurnya ke Semenanjung Korea. Pyongyang menyatakan siap menanggapi setiap tindakan Amerika yang disebutnya sebagai agresi.
Media pemerintah Korea Utara telah memperingatkan akan adanya serangan nuklir terhadap Amerika. ”Tentara revolusioner kami kuat dan tajam siap mengawasi setiap gerakan musuh. Mata nuklir kami terfokus pada basis invansi tidak hanya di Korea Selatan dan Pasifik, tapi juga di daratan Amerika,” demikian pernyataan yang dilansir Rodong Sinmun, surat kabar resmi Korea Utara, kemarin.
Baca: Krisis Korea Utara, AS Arahkan Kapal Perang ke Semenanjung Korea
Kesiapan menghadapi Amerika juga dilansir Korean Central News Agency (KCNA), kantor berita pemerintah. ”Jika Amerika berani memilih untuk aksi militer, DPRK siap untuk bereaksi terhadap modus perang yang diinginkan Amerika,” demikian pernyataan dalam KCNA. DPRK merupakan singkatan nama resmi Korea Utara atau Republik Demokratik Rakyat Korea.
Baca: Korea Utara Tembakkan Nuklir Jika Agresi Amerika Berlanjut
Sejumlah pengamat percaya Angkatan Laut Korea Utara memiliki sekitar 70 kapal selam, meskipun hanya segelintir yang diyakini mampu menembakkan rudal balistik kapal selam.
Baca: Peringatan Korea Utara: Kami Siap Berperang Melawan Amerika
Situasi kawasan Semenanjung Korea makin panas setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan mengirimkan gugus tempur kapal induk lengkap ke sana sebagai persiapan melawan ambisi nuklir Korea Utara. Gugus tempur itu terdiri atas kapal induk USS Carl Vinson beserta jajaran pesawat tempurnya, dua kapal jelajah dan kapal perusak. Semula armada ini hendak berlabuh di Australia, tapi kemudian dialihkan dari Singapura ke Pasifik Barat, tempat latihan militer Amerika dengan Korea Selatan.
Dalam wawancara dengan Fox Business, Presiden Trump menegaskan armada yang dikirim adalah armada yang kuat untuk menghadapi Pyongyang. Dia menilai pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan hal yang salah. Trump sempat mencuit lewat Twitter: ”Korea Utara mencari masalah. Jika Cina memutuskan untuk membantu, akan menjadi hal besar. Jika tidak, kami akan memecahkan masalah tanpa mereka!”
Adapun Beijing menyatakan tidak setuju akan langkah-langkah Amerika. Sebab, hal ini bisa mengguncang kawasan timur laut Asia dan munculnya pengungsi di perbatasan. Presiden Cina Xi Jinping menyerukan resolusi damai. Dia menegaskan, Cina berkomitmen menargetkan denuklirisasi di semenanjung, menjaga perdamaian, dan stabilitas keamanan. “Kami mendukung penyelesaian secara damai.”
CNBC | TELEGRAPH | INDEPENDENT | SUKMA LOPPIES