TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat tidak gertak sambal terhadap Suriah sebagaimana disampaikan oleh duta besarnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley.
Sepekan setelah pasukan pemerintgah Suriah dituding menggunakan senjata kimia di Provinsi Idlib, militer AS langsung bergerak.
Baca juga: Serangan Gas Beracun di Suriah, Korban Tewas Jadi 100 Orang
Tak tanggung-tanggung, Uncle Sam menembakkan 50 misil Tomhawk ke posisi pertahanan pasukan Suriah. "Gempuran itu sebagai buah dosa Suriah," ujar seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya.
Seluruh sasaran dihajar peluru kendali yang dilesakkan dari kapal perang AS yang berada di Laut Mediterania dan jet tempur yang bermarkas di pangkalan militer AS di Kota Homs.
Baca juga: Bom Kimia Suriah, Begini Derita Pria yang Kehilangan 25 Kerabat
"Ini balasan untuk Suriah yang menggunakan senjata kimia, Selasa lalu," ujarnya pejabat ini kepada kantor berita Reuters.
Presiden Donald Trump dalam keterangnnya kepada media sebagaimana dikutip Al Jazeera, Jumat, 7 April 2017, mengatakan, serangan yang dilancarkan terhadap Suriah menghantam sasaran keamanan nasional negeri itu.
Baca juga: UNHCR: Jumlah Pengungsi Konflik Suriah Lebih dari 5 Juta Orang
Dia juga meminta kepada sejumlah negara bergabung dengan AS untuk mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah.
Televisi pemerintah Suriah mengatakan, "AS menyerang posisi militer Suriah dengan tembakan misil."
Suriah dituding melancarkan serangan ke Kota Khan Sheikhoun di Provinsi Idlib, Selasa lalu, menggunakan gas beracun. Akibat serangan tersebut, kata Syrian Observatory for Human Rights, sedikitnya 86 orang termasuk 27 anak tewas.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN