TEMPO.CO, London – Aksi teror London di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen Inggris telah meninggalkan duka yang mendalam tidak hanya bagi warga Inggris, tapi juga bagi publik hampir di seluruh dunia. Tragedi yang terjadi pada Rabu petang, 22 Maret 2017, itu telah menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang polisi dan penyerang, serta melukai 40 lainnya.
Berikut ini kronologi teror London yang terjadi saat terjadi proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.
Berita terkait: Teror London, Tindakan Spontan Anggota Parlemen Ini Raih Pujian
Pukul 14.39, sebuah mobil Hyundai i40 warna abu-abu melaju dengan kecepatan penuh ke arah Jembatan Westminster yang tengah sibuk dengan lalu lintas dan pejalan kaki.
Pukul 14.40, mobil Hyundai dengan jenis van menabrak puluhan pejalan kaki yang tengah berjalan di trotoar Jembatan Westminster. Tabrakan yang disengaja itu menewaskan tiga orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka parah serta beberapa mengalami cedera ringan.
Pukul 14.43, penyerang kemudian mengarahkan mobilnya ke kompleks gedung parlemen Inggris yang letaknya tak jauh dari Jembatan Westminster. Penyerang yang belum diketahui identitasnya itu melompat ke luar dan berlari menuju gerbang gedung Parlemen sebelum akhirnya masuk ke halaman gedung dan menikam seorang polisi di pos pemeriksaan keamanan. Pelaku roboh setelah ditembak oleh polisi lain yang berada di dekatnya.
Berita terkait: Diperketat, Keamanan Pusat Kegiatan Inggris di New York
Pukul 14.45, penyerang ditahan sebelum akhirnya dinyatakan tewas saat berada di rumah sakit meskipun telah mendapatkan pertolongan pertama oleh petugas medis. Selain penyerang, Keith Palmer, 48 tahun, korban penusukan, tewas setelah mendapat bantuan medis akibat terlalu banyak kehilangan darah.
Frazer Clarke, 25 tahun, yang menyaksikan teror itu, berujar: “Kami mendengar ledakan keras dan teriakan, kemudian saya melihat asap. Saya pikir itu adalah kecelakaan mobil. Aku memandang ke arah gerbang depan dan melihat seorang pria menusuk petugas polisi dengan pisau. Dia mengenakan celana olahraga hitam, atasan hitam bercampur abu-abu dan sepatu bot. Petugas polisi lainnya berjalan menuju pria dengan pisau dan menembaknya dua kali.”
Berita terkait: Teror London, Lima Warga Korea Selatan Terluka
Setelahnya, polisi langsung menutup area sekitar Westminster—di lokasi ini berdiri gedung parlemen dan pusat pemerintahan. Perdana Menteri Theresa May, yang tengah berada di lokasi tersebut, kemudian dievakuasi karena dikhawatirkan terjadi serangan susulan.
Setelah area pusat pemerintahan diamankan, polisi kemudian menutup Sungai Thames untuk umum guna pencegahan keamanan.
Pukul 15.30, polisi melakukan berbagai prosedur keamanan dan penyelidikan, dan akhirnya memutuskan tragedi itu sebagai aksi terorisme.
Berbagai pesan duka disampaikan dari seluruh belahan bumi, termasuk dari beberapa kepala negara.
NEWS.COM.AU | YON DEMA
Video Terkait: Teror di London, 5 Tewas dan Puluhan Orang Terluka