Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Boris Johnson Mundur, Ini Sederet Perdana Menteri Inggris yang Mengundurkan Diri

image-gnews
Pesta Brexit, PM Boris Johnson meneguk anggur merah salah satu termahal di dunia dan memukul gong antik di Downing Street 10, kantornya pada Sabtu malam, 1 Februari 2020.
Pesta Brexit, PM Boris Johnson meneguk anggur merah salah satu termahal di dunia dan memukul gong antik di Downing Street 10, kantornya pada Sabtu malam, 1 Februari 2020.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mundur. Pengumuman pengunduran dirinya pada Kamis, 7 Juli 2022, setelah ia ditinggalkan oleh para menteri dan anggota parlemen Partai Konservatif yang selama ini mendukungnya. Mereka menyatakan Boris Johnson tak lagi layak menjabat sebagai perdana menteri.

“Sekarang jelas keinginan Partai Konservatif di parlemen bahwa harus ada pemimpin baru partai dan perdana menteri baru. Saya telah setuju dengan Sir Graham Brady, ketua anggota parlemen backbench kami, bahwa proses memilih pemimpin baru harus dimulai sekarang,” kata Boris Johnson dalam video pidato pengunduran diri seperti dikutip Reuters Kamis, 7 Juli 2022.

Boris Johnson bukanlah Perdana Menteri Inggris pertama yang mengundurkan diri. Selain dia, ada juga beberapa orang lainnya yang memutuskan mundur meski masa jabatan belum rampung. Berikut Perdana Menteri Inggris yang mengundurkan diri, dikutip dari berbagai sumber.

1. Theresa May

Theresa May mengundurkan diri dari jabatannya sebagai PM Inggris pada 24 Juli 2019. Dia mengundurkan diri setelah gagal mencapai cara bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa yang didukung oleh Parlemen. Sejak 2016, Inggris memang berupaya keluar dari Uni Eropa, atau yang dikenal dengan sebutan Britain Exit, disingkat Brexit.

“Saya akan pergi ke Istana Buckingham untuk mengajukan pengunduran diri saya kepada Yang Mulia Ratu dan menasihatinya untuk meminta Boris Johnson membentuk pemerintahan baru,” kata May, seperti dikutip dari laman gov.uk.

Melansir dari Britannica, Theresa May lahir pada 1 Oktober 1956, di Eastbourne, Sussex, Inggris. Masa jabatannya sebagai PM Inggris dimulai pada 13 Juli 2016. Ia menerima undangan Ratu Elizabeth II untuk membentuk pemerintahan baru, menyusul pengunduran diri pendahulunya David Cameron setelah referendum keanggotaan Uni Eropa (UE).

2. David Cameron

Mengutip dari Reuters, David Cameron mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Inggris pada 13 Juli 2016. Dalam pernyataan pada Senin, 12 September 2016, alasan pengunduran diri dari kursinya di parlemen untuk menghindari menjadi gangguan bagi penggantinya.

Cameron mengakhiri karier politiknya setelah dia kalah dalam upaya mempertahankan Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa. Hasil referendum Brexit menyatakan bahwa 52 persen warga negara Inggris memilih untuk tidak lagi bergabung dengan Uni Eropa. Rakyat Inggris menginginkan negaranya berada di bawah kepemimpinan baru.

Cameron mengawali jabatan sebagai Perdana menteri pada 2010. Pada pemilihan 2015, dia kembali terpilih. Kala itu ia berujar akan menyelesaikan jabatannya hingga 2020. Namun, di periode keduanya, Cameron memilih mundur. Bila pengunduran diri Cameron disebabkan kalah suara dalam referendum Brexit, May justru mundur karena gagal mencari cara agar Inggris dapat keluar dari Uni Eropa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Winston Churchill

Winston Churchill mengundurkan diri dari jabatan PM Inggris pada 1956 lantaran masalah kesehatan yang buruk. Dia adalah parlemen dari Partai Konservatif yang menjabat sebagai Perdana Menteri periode 1940 hingga 1945 dan 1951 hingga 1955.

Melansir dari laman gov.uk, Churchill digantikan oleh Sekretaris Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri, Anthony Eden. Churchill meninggal pada 1965, dan dihormati dengan pemakaman kenegaraan.

Churchill adalah sosok pemimpin Inggris dalam meraih kemenangan Perang Dunia Kedua. Sebelumnya, dia menggantikan Neville Chamberlai yang mundur karena kehilangan dukungan partai.

4. Neville Chamberlain

Jauh sebelum Boris Johnson mundur, Neville Chamberlain telah mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Inggris pada 10 Mei 1940. Penyebabnya adalah jatuhnya Norwegia ke tangan Jerman pada April 1940. Neville kehilangan banyak dukungan dari partai Buruh dan partai Liberal. Neville Chamberlain dikenal sebagai tokoh politik yang penuh perhitungan. Dia menjadi otak bagi Inggris ketika berhadapan dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II, dalam jabatannya sebagai PM Inggris.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: PM Inggris Boris Johnson Mundur, Siapa Penggantinya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inggris Sebut Israel Tunda Distribusi Bantuan ke Gaza hingga Berminggu-minggu

5 hari lalu

Perdana Menteri David Cameron (kiri), bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, keduanya bertemu di Number 10 Downing Street. Dua pemimpin negara ini tengah membahas isu krisis Timur Tengah. London, Inggris 10 September 2015. REUTERS / Peter Nicholls
Inggris Sebut Israel Tunda Distribusi Bantuan ke Gaza hingga Berminggu-minggu

David Cameron mengaku tahu beberapa bantuan kemanusiaan dari Inggris tertahan di perbatasan selama hampir tiga minggu, menunggu persetujuan Israel


Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

10 hari lalu

Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

Kemenangan Putin sebagai presiden Rusia untuk kesekian kalinya ini memicu komentar, kebanyakan negatif, dari dunia internasional.


PM Inggris Rishi Sunak Desak Barat Agar Lebih Berani Menyita Aset-aset Rusia

32 hari lalu

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meninggalkan 10 Downing Street untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri di Gedung Parlemen di London, Inggris, 18 Oktober 2023. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
PM Inggris Rishi Sunak Desak Barat Agar Lebih Berani Menyita Aset-aset Rusia

Negara-negara Barat harus lebih berani menyita aset-aset Rusia yang mereka bekukan setelah invasi ke Ukraina pada 2022, kata Rishi Sunak


Ini Reaksi atas Serangan Israel di Rafah, Gaza

45 hari lalu

Anak-anak Palestina yang terluka dalam serangan Israel beristirahat saat mereka menerima perawatan di rumah sakit, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 12 Februari 2024. Hamas menyatakan bahwa serangan udara Israel tersebut menghantam 14 rumah dan tiga masjid di berbagai bagian di Rafah. REUTERS/Mohammed Salem
Ini Reaksi atas Serangan Israel di Rafah, Gaza

Israel melanjutkan serangan atas Rafah, meskipun Presiden AS Joe Biden sempat melarang PM Israel Benjamin Netanyahu.


Inggris Didesak Hentikan Penjualan Senjata ke Israel

45 hari lalu

Seorang anak laki-laki memegang poster saat mengikuti aksi protes untuk menandai 100 hari sejak dimulainya konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas  di London, Inggris, 13 Januari 2024. Massa mendesak terjadinya
Inggris Didesak Hentikan Penjualan Senjata ke Israel

30 organisasi mendesak Inggris, sebagai negara penandatangan Konvensi Genosida, untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.


Menlu: Inggris Pertimbangkan Segera Akui Negara Palestina Merdeka

57 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron (tengah) dan Tony Blair (kanan) menghadiri upacara pemakaman mantan Presiden Israel Shimon Peres di Mt. Herzl Military Cemetery, Yerusalem, Israel, 30 September 2016. AP Photo
Menlu: Inggris Pertimbangkan Segera Akui Negara Palestina Merdeka

Menlu David Cameron mengatakan Inggris akan segera mengakui negara Palestina merdeka


Menlu Inggris Khawatir Israel Mungkin Melanggar Hukum Internasional di Gaza

10 Januari 2024

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron berjabat tangan di akhir konferensi pers bersama, di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 7 Desember 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Menlu Inggris Khawatir Israel Mungkin Melanggar Hukum Internasional di Gaza

Menlu David Cameron berbicara kepada komite parlemen Inggris tentang apakah Israel 'rentan terhadap tantangan' dari ICC.


10 Anggota Parlemen Paling Berpengaruh Minta Inggris Serukan Gencatan Senjata di Gaza

20 Desember 2023

Kursi dan salah satu ruangan sekolah Shadia Abu Ghazaleh yang rusak setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 15 Desember 2023. REUTERS/Abed Sabah
10 Anggota Parlemen Paling Berpengaruh Minta Inggris Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Sebanyak 10 anggota parlemen paling berpengaruh dari Partai Konservatif menyerukan agar Pemerintah Inggris segera mendukung gencatan senjata.


Menlu AS Kecam Israel, Akui Gagal Lindungi Warga Sipil Palestina di Gaza

8 Desember 2023

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 7 Desember 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Menlu AS Kecam Israel, Akui Gagal Lindungi Warga Sipil Palestina di Gaza

Menlu AS Antony Blinken mengungkapkan masih ada kesenjangan antara niat Israel untuk melindungi warga sipil dan faktanya di lapangan di Gaza.


Investigasi Covid-19 di Inggris: Sunak Pernah Mengatakan Biarkan Orang Mati daripada Lockdown

21 November 2023

Kanselir Menteri Keuangan Rishi Sunak berbicara dalam konferensi pers tentang situasi yang sedang berlangsung dengan penyakit virus Corona (COVID-19) di London, Inggris 17 Maret 2020. [Matt Dunham / Pool via REUTERS]
Investigasi Covid-19 di Inggris: Sunak Pernah Mengatakan Biarkan Orang Mati daripada Lockdown

Rishi Sunak dikutip mengatakan pemerintah seharusnya "membiarkan orang mati" selama pandemi COVID-19 daripada memberlakukan lockdown