TEMPO.CO, Brussels - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengingatkan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bahwa Washington akan mengurangi komitmen terhadap koalisi itu jika NATO menolak meningkatkan pengeluaran pertahanan.
Ultimatum Mattis dalam kunjungan ke markas NATO di Brussels pada Rabu waktu setempat ini dilansir CNN pada Kamis, 16 Februari 2017.
Baca: Sebut Nato Usang, Trump Kembali Dikritik
Mattis mengatakan pembayar pajak AS tidak mampu lagi menanggung biaya kemitraan tidak adil untuk melindungi negara-negara Eropa. "Rakyat Amerika tidak mampu lagi menjaga masa depan keamanan rakyat Anda. Anda harus menanggungnya sendiri," katanya.
Namun Mattis tidak menjelaskan secara rinci seperti apa pengurangan peran AS dalam NATO jika ultimatumnya diabaikan. Ia menegaskan kembali perintah Presiden Donald Trump yang ingin negara anggota NATO meningkatkan pengeluaran pertahanan sampai mencapai target 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) masing-masing.
Trump berulang kali mengatakan dalam kampanye tahun lalu bahwa sudah waktunya bagi negara-negara Eropa untuk sama-sama mengambil tanggung jawab dengan adil untuk sebuah organisasi yang ia cap telah "usang". Saat ini, hanya lima dari 28 negara anggota NATO yang telah melakukannya, yakni Amerika Serikat, Inggris, Polandia, Yunani, dan Estonia.
Amerika menghabiskan 3,6 persen dari PDB, sedangkan Inggris 2,2 persen. Berdasarkan angka NATO untuk 2016, Jerman hanya menghabiskan 1,1 persen, Prancis 1,7 persen, Italia 1,1 persen, dan Spanyol 0,9 persen.
Sebelumnya, Mattis memuji peran NATO yang menjadi dasar kerja sama trans-Atlantik dalam perjalanan pertamanya ke Eropa sebagai anggota kabinet senior Trump.
Selepas dari Brussels, Mattis akan menghadiri konferensi keamanan di Munich, Jerman, pada akhir pekan ini. KTT itu akan dijadikan Amerika sebagai tempat bagi menteri pertahanan dan keamanan Eropa untuk mengetahui rencana pemerintah Trump.
CNN | GUARDIAN | YON DEMA